Hari Minggu lalu, tepatnya tanggal 27 Desember 2015 saya dan teman-teman mengadakan acara Bakti Sosial di Yayasan Mata Hati yang terletak di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta dengan mengusung tema "Semangat Berbagi dengan Ekonomi Rabbani". Mengapa kami mengusung tema tersebut? Oh ya sebelumnya, kami merupakan mahasiswa/i Prodi Ekonomi Syariah Kelas A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan tahun 2013. Udah mulai terbaca kan maksud temanya? :) :) :)
Tujuan kami mengadakan bakti sosial ini adalah selain untuk memberikan santunan pada santri Yayasan Mata Hati yang sebagian besar merupakan anak yatim, kami juga ingin turut menyemarakkan semangat Ekonomi Rabbani kepada Masyarakat. Sebagai generasi muda ekonom syariah, tentu kami adalah agen-agen yang nantinya mendapat tantangan untuk memperkenalkan ekonomi syariah sesungguhnya kepada masyarakat, yang sampai saat ini masih menjadi pro dan kontra. Ok, back to the toppic! Disini saya akan menceritakan sedikit pengalaman kami selama di sana. Begin....
Kami menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai ke yayasan tersebut, bahkan sebelum berangkat banyak sekali kendala yang kami alami, yaitu kesulitan transportasi. Rencana kami memang ingin menyewa mobil, khusus buat para akhwat, karena para ikhwan khawatir jika para akhwat menggunakan sepeda motor menuju ke sana (Cieee :D). Namun, berhubung hari itu adalah weekend dan juga libur natal, jadi lumayan sulit untuk mendapatkan mobil tersebut. Hasilnya, tidak sesuai di rencana rundown acara awal, untungnya kami sudah mempersiapakan rundown acara cadangan jadi hal tersebut tidak masalah bagi kami.
Sesampainya di sana, beberapa santri menyambut kedatangan kami. Namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 12:30 siang, kami memutuskan Shalat Dzuhur terlebih dahulu. Dan para santri menunggu kami dan berkumpul di aula. Acara pun dimulai, awalnya mereka malu-malu untuk mengekspresikan diri mereka ketika MC kami mengarahkan untuk mengucap yel-yel sebagai penyemangat, namun akhirnya suasana mencair. Kami tertawa bersama, dari sanalah kami merasa begitu bahagia melihat tawa dari anak-anak panti tersebut. Kami belajar bersyukur dari mereka, karena setidaknya kami masih mampu merasakan kasih sayang orang tua hingga sebesar ini. Di sana, kami juga memperkenalkan sedikit tentang, apa itu ekonomi syariah. Kemudian perbedaan sistem ekonomi syariah dan konvensional. Lalu kami juga memaparkan perbedaan antara tambahan riba, dan tambahan dalam jual beli (keuntungan).
Di penghujung acara, kami meminta mereka menulis harapan dan cita-cita mereka untuk kemudian digantungkan di pohon harapan. Agar harapan tersebut dapat berbuah dan dinikmati buahnya oleh si empunya. Kami membaca beberapa harapan dari mereka, ternyata sebagian besar dari mereka ingin menjadi seorang guru. Ya, sebuah profesi mulia yang hingga saat ini belum mendapat apresiasi yang baik bagi pemerintah. Bagaimanapun juga, semoga cita-cita dan harapan mereka semua dapat mereka raih nantinya. Aamiin
Pada intinya, semangat ekonomi rabbani tak boleh luntur. Sebagai generasi muda yang faham dengan ekonomi syariah sesungguhnya harus mampu memberikan sosialisasi yang baik kepada masyarakat. Karena bagaimanapun juga, PR terbesar kami adalah bagaimana memperbaiki sistem ekonomi syariah di negeri ini yang terkadang prakteknya masih belum sesuai dengan ketentuan syariah.
Well, Semangat Ekonomi Rabbani. (^o^)9
T