Kesenian Ebeg merupakan salah satu kesenian tradisional di Banyumas yang masih mendapat animo penonton untuk menyaksikan. Nama Ebeg ini dikenal di wilayah Banyumas sedangkan di daerah lain dengan penyebutan nama lain seperti kuda lumping, jathilan, jaran dhor, barongan.
Kesenian Ebeg ini hampir setiap desa di wilayah Kabupaten Banyumas terdapat Ebeg. Kesenian Ebeg dikatakan seni budaya yang berasal dari Jawa Banyumasan karena di dalamnya tidak ada pengaruh dari budaya lain, bahkan dari Agama Hindu dan Budha yang sekalipun yang termasuk agama pertama masuk.
Ebeg tidak menceritakan tokoh tertentu atau pengaruh agama tertentu, lagu-lagu justru banyak menceritakan kehidupan masyarakat tradisional, terkadang pantun, wejangan. Lagu sepanjang pentas hampir semua menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan dengan khas logat ngapak, seperti sekar Gadung, Eling-eling, Ricik-ricik Banyumasan, jarang menggunakan lirik Bahasa Jawa Mataraman.
Iringan musiknya adalah Calung Banyumasan atau gamelan Banyumasan. Selain itu, yang membedakan Ebeg dengan Kuda lumping atau jathilan atau jaranan dilihat dari gerakannya. Ebeg Banyumas tariannya kasar, jogetnya asal mengikuti kendang saja, sedangkan jathilan atau jaranan gerakannya halus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H