Lihat ke Halaman Asli

Moch Tivian Ifni

Writers and socio entrepreneur

Bidadari Sang Pelangi

Diperbarui: 22 April 2023   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tivian canvas

Cahaya rembulan telah nampak, menandakan waktu itu sudah malam. Vian telah usai melaksanakan sholat magrib, ia duduk di teras rumah menanti Alif datang menjemput, untuk pergi makan malam bersama sepupunya.

Terdengar langkah dari dalam rumah, yang datang ke arah teras.

"Nak, mau kemana kok rapi?", tanya ayah

"Mau pergi makan dengan Alif, yah!. Nanti ayah makan lauk tadi ya? langsung istirahat, sehabis makan dan minum obat", jawab Vian sembari mengingatkan untuk meminum obat.

"Ya nak!, kamu hati-hati dan jangan pulang larut malam", ucap ayah seraya kembali masuk ke dalam rumah.

Vian menunggu ditemani suara berisik binatang yang saling sahut mengingat rumahnya di kelilingi oleh sawah dan berada di kampung.

Sekitar sepuluh menit menunggu, terdengar suara sepeda motor yang datang menuju rumahnya. Motor itu berhenti tepat di depan rumah, ternyata Alif yang siap menjemput.

"Sudah siap. Yan?" tanya Alif sembari turun dari motor mendekatinya.

"Sudah, Lif. Kita langsung pergi saja," jawab Vian, yang langsung mengajak Alif pergi menuju tempat makan.

Mereka berboncengan motor berdua, menyusuri setiap jalanan Kota Lamongan yang kecil.

Kota Lamongan merupakan salah satu Kota kecil di wilayah Jawa Timur, yang terkenal akan makanan khasnya, Soto dan jajanan wingko. Kota yang menjadi sandaran ekonomi bagi Kota Besar seperti Surabaya dan Gresik karena wilayahnya saling berdekatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline