Festival Indonesia Moskow, selanjutnya kita sebut FIM, ke IV, yang berlangsung 1-4 Agustus 2019 baru saja selesai semalam. Dari mulai Forum Bisnis pada tanggal 1 Agustus 2019, dilanjutkan dengan berbagai pertunjukkan sejak pukul 12.00 WM atau pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WM atau pukul 01.00 dini hari WIB, nonstop full.
Tiga hari, mulai Jum'at, Sabtu dan Minggu. Walau hari kedua dan ketiga diguyur hujan lebat, pertunjukan jalan terus, dan penonton yang membawa payung tetap tegak berdiri di tengah-tengah hujan lebat, luar biasa.
FIM yang digagas oleh Bapak Duta Besar Moskow, Mohammad Wahid Supriyadi, sejak tahun 2016 dan dilangsungkan dengan terus menerus selama 4 tahun berturut-turut, 2016, 2017, 2018 dan 2019 yang baru saja berlalu. FIM mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Indonesia dan Rusia.
Telah menjadari sarana yang sangat efektif dan effesien untuk meningkatkan hubungan yang sangat erat antara warga Indonesia dan warga Rusia. Hubungan baik antara orang perorang, para pelaku bisnis, dan pemerintahan diantara kedua Negara semakin terlihat erat dan nyata.
Efek domino dari adanya FIM terus menerus berlangsung, baik dalam ekonomi, perdagangan, ekspor dan impor, seni dan budaya. Dan itunyata bukan berita, terbukti dengan adanya penerbangan langsung dengan pesawat Rusia dan Aeroflot dari Moskow ke Bali dan telah menambah devisa Negara dari kunjungan warga Rusia ke Bali. Yang lama tinggal warga Rusia di Bali rata-rata sekitar dua mingguan.
Dan bagi orang Rusia yang pernah ke Bali bercerita sangat terkesan tinggal di Bali. Orang Rusia ini, sebut saja namanya Sergei, pernah tinggal di Bali sepuluh tahun yang lalu, tinggal di Nusa Dua, dan dia mengagambarkan keindahannya yang tak terlupakan.
Jadi kalau Anda ketemu orang Rusia dan tiba-tiba menyapa Anda dengan bahasa Indonesia, jangan heran, karena banyak sekali warga Rusia yang bisa berbahasa Indonesia, terutama para diplomat yang pernah tinggal di Indonesia, 3-4 tahun atau selama mereka bertugas di Indonesia.
Kalau orang Rusia bisa bahasa Rusia biasanya kalau tidak diplomat, ya pengusaha atau turis yang memang sengaja datang ke Indonesia setiap tahun, disaat di Rusia sedang musim dingin, sekitar Januari-Maret, nah mereka datang ke Indonesia.
Jadi orang Rusia yang " dompetny tebal "akan setiap tahun menghindari musiim dingin, dan terbang ke daerah tropis yang panas, dan pilihan utamanya adalah Bali, padahal Indonesia bukan hanya Bali.
Tapi sudahlah, kita kembali ke FIM, dengan musim panas yang dingin, karena suhu menjadi drop, sekitar 15 C, padahal bila musim panas suhu berkisar diantara 30C, jadi di musim panas di bulan Agustus ini terasa dingin yang menggigit, menggigilkan, karena pertunnjukan FIM di luar ruang terbuka, di taman di Krasnaya Presnya, tak jauh dari World Trade Centre ( WTC)nya Moskow, jadi hembusan angin dan hujan lebat membuat para pengunjung yang tak membawa payung menyingkir ke tenda-tenda atau ruang-ruang yang beratap.
Nah di tengah-tengah dingin yang menggigilkan itu, apa yang muncul, laper? Ke mana mencari makanan? Jangan kwatir, di FIM digelar berbagai versi makanan Indonesia, mulai dari sate, nasi goreng, mie goreng, siomay, bakso dan berbagai macam jenis jajanan ala Indonesai tersedia di FIM. Jadi kalau perut anda kuat dan dan dana tersedia, mau makan apa saja, jenis jajanan di Indonesia tersedia di FIM 2019 ini.