Lihat ke Halaman Asli

Syaripudin Zuhri

TERVERIFIKASI

Pembelajar sampai akhir

Sisi Lain Rusia

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14295815911650956754

[caption id="attachment_361805" align="aligncenter" width="288" caption="Kehidupan religius dalam pameran lukisan di galery Tretyakovskaya, Moskow. Foto: Syaripudin Zuhri."][/caption]

Wajah Rusia dalam sisi lain, selama ini, mungkin, Rusia dikenal sebagai negara komunis, apa lagi di era Uni Soviet, jelas komunisnya, bahkan boleh dibilang saat itu komunis sedang jaya-jayanya, tapi tak makan waktu lama, hanya 7 dasawarsa saja, hanya bertahan 70 tahun saja. Ini jelas sebuah kelemahan idiologi, karena sebuah idiologi semestinya akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang, berabad-abad, misalnya.

Tapi semua maklum, Komunis bisa bertahan,hanya jika rakyat itu miskin dan dimiskin oleh negara, namun bila rakyat itu bergerak maju dan rasa memiliki secara individual berkembang maju, maka komunis tak akan “laku” dijual. Maka benarlah jika Gus Dur pernah berkata, kenapa takut pada komunis? Sampai-sampai Gus Dur pernah mau mencabut ketetapan MPR tentang komunis di Indonesia.

Nyatanya komunis di Rusia memang sudah hancur sejak 1990-an dan dimulai dengan hancurnya tembok Berlin di Jerman dan merabah ke Rusia, dengan berakhirnya era Uni Soviet. Biarkan itu masalah politik, kita tinggalkan, saya mengajak anda untuk melihat wajah Rusia dari sisi religiusnya dalam pameran lukisan di gallery Tretyakovskaya yang terletak sama di arena Musium ON yang berhadapan dengan Park Culture atau Park Gorky di jantungnya Moskow, yang mudah dijangkau dalam segala jenis angkutan atau tranportasi, karena memang letak gallery tadi ada di jalan Jalatoi Kalso atau Goldeng Ring, jalan Cicin Emas. Mengapa disebut demikian, ya itu tadi, bila anda sudah berada di jalan ini di Moskow, semua orang Rusia tahu.

Kembali ke Rusia di sisi lain, dari hingar bingarnya Rusia Baru, kalau boleh disebut demikian, dengan patokan kehancuran Komunis di era Uni Soviet, Rusia memang tampak beda, baik dalam sisi fisiknya maupun sisi “rohaninya”. Buktinya, sudah 15 tahun secara berturut-turut di Moskow diadakan MTQ Internasional, ini tak akan pernah terjadi di masa Rusia di era Uni Soviet. Sebagian kegiatan MTQ Internasional tersebut pernah saya tulis juga di ruang ini.

Bukti lain, direnovasi atau dibangunnya ribuan masjid-masjid di seluru Rusia, dan 5 diantara masjid tersebut ada di Moskow, bahkan ada masjid di jalan prospek Mira, di dekat stadion Olimpic, sedang tarap penyelesaian, dan akan menjadi mesjid terbesar , bukan hanya di Rusia tapi juga di seluruh Eropa, saya tak sabar untuk menyaksikan pembukaan atau diresmikannya masjid tersebut.

Dan ada “masjid terapung” masjid Qul Syarif, namanya, di Kazan, yang berdiri di atas bukit menghadap ke sungai, masjid terindah di Kazan, dan akan menemani para pesepakbola muslim yang akan sholat pada Piala 2018 nanti, karena Kazan salah satu kota yang terpilh untuk tempat penyelenggaraan Piala Dunia tersebut, diantara kota-kota lainnya di Rusia, seperti Moskow, St Peterburg, Rostok dan laian-lain. Maka jangan heran kalau Rusia dan kota-kota besar yang berada di dalamnya sedang berbenah, termasuk di Moskow.

[caption id="attachment_361808" align="aligncenter" width="91" caption="Lukisan luar biasa, seorang nenek dengan tasbih. Perhatikan detilnya.... dan subhanallah. Foto: Syaripudin Zuhri"]

1429582024464328256

[/caption]

Jadi siapa bilang Rusia isinya selalu buruk, seperti yang digambarkan dalam film-filmnya Hollywood? Rupanya AS masih terus membuat citra buruk tentang Rusia sejak “Perang Dingin” sampai dewasa ini, lihat saja dari film legendarisnya, James Bond, sang agen 007, dengan filmnya “ From Russia With Love”sampai filmnya Tom Cruise, “ The Ghost Protocol”dari seri ke 4 film Mission Imposible, semuanya tentang Rusia adalah buruk di film-film tersebut.

Tapi lihat ini, pameran lukisan yang bersipat religius dan boleh disebut Rusia dengan berwajah masjid, bahkan ada lukisan yang di luar jangkauan pikiran biasa atau berpikir biasa, ini jelas-jelas berpikir “out the box” mana ada di atas gunung berkepala nenek-nenek dengan wajah yang keriput, tapi penuh tawadu dalam genggeman tasbih di dalamnya. Luar biasa. Coba Tanya diri kita masing-masing, pernahkah ada ide demikian? Saya yakin tak ada, itulah kreatifitas seorang seniman.

Kalau yang melukisnya ada di negara-negara yang mayoritasnya penduduk Islam, okelah, ini coba di negara mantan komunis, lahir sebuah karya yang akan melegenda, sebuah karya relegius dari pelukis Rusia, namanya Sardor, kalau dilihat dari sebagian besar lukisannya menggambarkan negara asalnya Uzbekistan, yang dulu bagian dari Uni Soviet juga. Negara di mana tempat penulis hadist nomor wahid, Imam Bukhori.

Rasanya waktu kurang untuk menikmati seluruh karya yang dipamerkan di gedung tiga lantai, yang di setiap dindingnya penuh dengan lukisan, dengan ukuran mini, sampai ukuran raksasa, yang jika orang berdiri di sisi lukisannya tersebut, orang jadi terlihat kerdil, persis liliput!

Pameran lukisan yang digelar dalam gedung yang hangat, sangat mengasikan, ya maklum saja di Rusia ini iklim tak bisa di duga, katanya masuk musim semi, tapi salju masih turun. Waktu pameran hari Minggu lalu, tanggal 19 April 2014 suhu minus 1 derajat C, bahkan hari Seninnya salju turun dengan lebatnya, walau segera mencair. Semoga saja dingin segera berlalu dan matahari di musim panas segera tiba, matahari yang benar-benar menghangat setiap jiwa.

Sebagai penutup, Jokowi harus ke Moskow nih, loh apa hubungannya dengan pameran lukisan tersebut? Tidak ada, lalu mengapa ditulis? Kalau pakai kata “aji mumpung” sekaranglah atau selama menjadi Presiden RI ke Moskow, mengapa? Karena semua Presiden RI sudah pernah ke Moskow, dari Sukarno sampai SBY. Jangan dilewatkan oleh Jokowi, mumpung hubungan RI dan Rusia lagi hangat-hangatnya. Sekaligus membuka kerjasama, misalnya membangun kereta bawah tanah, dengan biaya yang relatif murah. Untuk yang satu ini, Rusia jagonya. Buktinya di Moskow, di dalam tanah, tak kurang ada 156 stasiun kereta, luar biasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline