Lihat ke Halaman Asli

Syaripudin Zuhri

TERVERIFIKASI

Pembelajar sampai akhir

Jempol Buat Komisi Tiga DPR RI

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13915856841139953448

[caption id="attachment_293928" align="aligncenter" width="222" caption="Jempol ini buat komisi tiga DPR RI untuk kedua kalinya, semoga komisi tiga terus maju dan semakin berkualitas. Ilustrasi: kaskus.co.id"] [/caption] Satu lagi jari jempol saya berikan pada komisi tiga DPR RI, beberapa waktu yang lalu saya telah menulis tentang komisi tiga DPR RI yang menolak pencalonan jurubicara Partai Demokrat menjadi pimpinan komisi tiga, saya salut terhadap keputusan mereka untuk menolak jubirnya PD yang sering muncul di acara ILC, karena memang tak pantas menjadi pimpinan, kalau dilihat latar belakang dan gaya bicara dan ulahnya yang seringkali arogan dan "petantang petenteng" itu sudah saya tulis di sini. Nah kemarin, Selasa 4 jan 2014 ada berita, yang lagi-lagi menunjukkan bahwa masih banyak anggota DPR RI yang punya integritas tinggi, jadi tak semua anggota DPR RI rusak, dan itu ditunjukan oleh komisi tiga DPR ini yang memang bertugas sebagai pengawas di bidang Hukum, HAM dan keamanan, dengan ruang lingkupnya meliputi: kementerian hukum dan HAM, kejaksaan, MA dan lain sebagainya. Dan yang menariknya adalah ketika ada pemilihan tiga calon hakim agung. Mari kita baca sebagian dari kompas.com tentang ditolaknya tiga calon hakim tersebut: KOMPAS.com — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak tiga calon hakim agung yang diajukan Komisi Yudisial (KY). Penolakan tersebut berdasarkan hasil pemungutan suara yang digelar di Ruang Komisi III di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014). Ketiga calon itu tidak lolos setelah tidak ada satu pun yang mendapat suara mayoritas. Berdasarkan hasil perhitungan suara, calon hakim agung Suhardjono hanya mengantongi 3 suara. Sementara anggota Komisi III yang tidak setuju 44 suara dan 1 suara abstain. Maria Anna Samiyati mendapat 3 suara setuju, 44 suara tidak setuju, dan 1 suara abstain. Sedangkan Sunarto mendapat 5 suara setuju dan 43 suara tidak setuju. "Berdasarkan hasil yang saya sampaikan, dengan beberapa kesepakatan bersama, dapat saya sampaikan karena jumlah suara tidak sampai 50 persen plus 1, maka 3 calon hakim agung kami tolak atau tidak mendapat persetujuan," ujar Ketua Komisi III DPR Pieter C Zulkifli. Demikan kompas.com. Jadi apa yang saya mau katakan: jempol buat komisi tiga, karena menolak calon-calon hakim agung, yang "konon" integritasnya belum atau tidak pas untuk duduk menjadi hakim yang agung, walau kalau ditilik kata agung itu sendiri memang membawa beban moral yang sangat tinggi. Mengapa? Keagungan bukan kata sembarangan, itu kata yang boleh dibilang kebaikan tertinggi dari sebuah kebaikan, sehingga sukar dilukiskan dengan kata-kata, maka keagunganlah kata yang paling tepat untuk menunjukan puncaknya keagungan, dan di atas itu semua ada Yang Maha Agung, Dia-lah Allah SWT. Kembali tentang ditolaknya calon hakim agung oleh komisi tiga DPR RI. Anda bisa bayangkan bila seorang calon hakim agung yang nanti pegang palu, tapi integritas kepribadiannya dipertanyakan, apa jadinya lembaga kehakiman nantinya, apa jadinya keputusan-keputusan yang akan diambil oleh mahkamah agung, kalau anggota hakim agung tidak beritegritas atau punya kepribadian yang kurang baik? Jangan-jangan nanti lahir model Aqil di Mahkamah Konstitusi yang ditangkap KPK, kan bahaya dan jelas-jelas akan mencoreng "wajah" hakim di manapun berada. Inilah sebabnya saya memberi jempol, sebagai warga negara yang menghormati kinerja DPR RI, khususnya komisi tiga, dan ini tulisan saya kedua tentang komisi tiga! Tujuannya tak lain, agar selalu ada keseimbangan dalam berita, jangan sampai yng muncul dilayar kaca, di layar monitor, di internet, di gadget dan lain sebagainya hanya citra buruk DPR! Tidak, DPR juga banyak yang baik, anggota DPR juga banyak yang punya intergritas tinggi, dan itu bisa dilihat dipermukaan pada acara ILC, misalnya. Dengan memunculkan hal-hal yang baik dari DPR RI, kita sebagi bangsa menjadi optimis, bahwa masih banyak anggota DPR yang punya integritas tinggi, masih banyak anggota DPR yang benar-benar punya wawasan, visi dan misi yang jauh ke depan, masih banyak anggota DPR RI yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat banyak. Dan kebetulan komisi tiga ini juga pernah ke Moskow dan saya secara pribadi pernah berkomunikasi langsung dengan salah satu dari mereka, juga pernah saya tulis. Jadi marilah kita selalu menghargai kebaikan dari manapun datangnya, apa lagi dtangnya dari lembaga yang orang-orangnya dipilih oleh rakyat secara langsung. Terlepas dari oknum-oknum yang merusak nama baik lembaga DPR RI, masih banyak yang baiknya. Dan ini selalu berulang saya tuliskan dan saya katakan: " mari katakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Yang baik, katakan baik, yang buruk katakan buruk!" Dengan berpikir positif, dan menulis kebaikan-kebaikan dari setiap lembaga negara kita, insya Allah, kita sebagai bangsa akan semakin optimis, semakin punya harapan. Apa lagi menjelang pemilu 2014, kalau tak ada rasa optimisme, tak punya harapan, maka akan lahir golput, yang memang diperbolehkan, tapi sayang, kalau jutaan suara yang sudah dicetak dengan biaya milyaran hanya berisi suara kosong alias golput! Sayang uang rakyat terbuang sia-sia! Begitulah kira-kira hubungan jempol buat komisi tiga DPR RI, semoga orang-orang yang punya integritas tinggi, ketika mereka mencalonkan kembali dalam Pileg 2014 ini, mereka terpilih lagi menurut partainya masing-masing tentunya. Dan semoga pula anggota DPR RI yang terpilih nanti adalah mereka yang benar-benar mau berjuang untuk kepentingan rakyat banyak, bukan hanya untuk kekuasaan belaka! Sekali lagi, jempol buat komisi tiga!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline