Lihat ke Halaman Asli

Syaripudin Zuhri

TERVERIFIKASI

Pembelajar sampai akhir

Mari Tetap Menyalakan Cahaya

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13889014391822545154

[caption id="attachment_288434" align="aligncenter" width="612" caption="Para tokoh sejarah telah meninggalkan karya mereka ribuan tahun lalu, sekian abad lalu dan sampai kini tetap dibaca. Ilustrasi: dokumen pribadi."][/caption] Rupanya banyak yang galau ketika Kompasiana dikembangkan hingga menjadi mudah diakses ke HP atau ke Tabblet. Jadi efek negatif dari dikembangkanyan Kompasiana, selain sering menjadi error saat mengaksesnya, ternyata significant dengan jumlah pembaca Kompasiana. Jadi yang semula setiap diposting jumlah pembacanya tulisan, apa lagikalau  tulisan tersebut menarik dan enak untuk dibaca, pembacanya akan berjumlah relatif banyak, di atas 500 bahkan bisa sampai ribuan atau puluhan ribu. Kini dengan dikembangkannya Kompasiana, pembaca jadi menurun drastis, nah itu tidak hanya dirasakan oleh penulis, tapi juga oleh rekan-rekan kompasioner yang lainnya, hingga banyak yang menjadi galau atau nyaris putus asa, bahkan ada yang sampai penuh "ancaman", kalau pembacanya tak sampai yang ditargetkan, konon angka targetnya 1000 pembaca, maka bila kurang dari 1000 pembaca tulisan tersebut akan dihapusnya dari Dasboardnya!" Malu" katanya. Aneh juga... nulis kok ditargetkan? Ya tapi itu memang haknya, tapi kalau itu dilakukan... ya tentu saja akan nambah stress atau galau! Karena ketika orang itu menulis otaknya dipenuhi dengan target yang dibuatnya sendiri, ya tentu saja ketika jumlah yang bacanya sedikit, lalu jadilah dia stress! Mungkin dipikirnya tulisannya selalu bagus dan menarik buat orang lain! Padahal seandainya pun tulisan tersebut menarik dan bagus, belum tentu dibaca orang! Loh kok bisa? Iya, karena jumlah kompasioner sekarang sudah di atas seratus ribuan orang. Nah sangat logis ketika kompasioner yang sekaligus pembaca kompasiana tak selalu sempat untuk membaca semua tulisan tersebut, apa lagi tulisan yang diposting setiap harinya mencapai seribuan orang, kalau setiap tulisan satu saja membutuhkan waktu sekitar 1-2 menit coba hitung berapa jam dibutuhkan untuk membaca semua artikel yang ditulis di kompasiana, apa lagi  setiap kompasioner kan tidak setiap saat ada di meja komputer, atau setiap saat membawa laptop ke mana-mana, atau membawa tablet atau HP kemanapun, memangnya mau terus menerus membaca kompasiana pada setiap waktu, saya pikir tidak. [caption id="attachment_288435" align="aligncenter" width="612" caption="Mari terus berbagi walau hanya dengan sepotong artikel, mari terus menyampaikan walau hanya dengan sepotong ayat, mari terus menyalahkan cahaya walau hanya dengan sepotong lilin. Ilustrasi: dokumen pribadi. "]

13889015731707676084

[/caption] Jadi sangat wajar bila ketika pembaca menjadi sedikit, dan kalau sedikit memangnya kenapa? Apakah lantas kalau sedikit pembaca lalu tulisan tersebut dikatagorikan tak bermutu atau tak berkualitas, akh... itu sempit pikirannya. Kalau jumlah pembacanya banyak,  ukuran tulisan berkualitas, akh saya pikir tak seperti itu. Padahal kalau mau menarik jumlah pembaca tulis saja yang judulnya bombamtis dan isinya yang "gimana gitu" apa lagi kalau nulis yang berbau"gituan" biasanya diserbu pembaca, diakui atau tidak, memang masih kebanyakan baru ditarap "gituan" yang laku. Atau kalau yang politik, ya tulis aja tentang Jokowi, misalnya, nulis Jokowi apapun judulnya, akan diserbu orang, karena memang Jokowi sedang menjadi "media darling", itu sebagai contoh. Itupun sekarang tak lagi menjadi perhatian besar, dan lagi-lagi karena ada pengembangan kompasiana, maka pembaca disetiap tulisan di kompasiana semakin sedikit, dan itu kan satu-satunya faktor, ada lagi karena jumlah penulis di kompasiana yang terus bertambah-bertambah dan bertambah. dengan demikian"persaingan" untuk menarik pembaca tidak sedikit, lagi pula jumlah bacaan yang ada di internet, boleh dibilang hampir tak terbatas, nah yang tersedia di kompasiana itu hanya sebagian kecil saja. Dengan data ini saja, sudah bisa dimaklumi, bahwa pembaca tulisan kompasioner akan semakin sedikit kalau diambil secara rata-rata, walau kalau masih banyak yang tulisan dibaca di atas seribuan. Lalu kalau pembacanya sedikit, lantas berhenti menulis? Akh... kalau itu sih seperti anak kecil, yang mengharapkan sebuah hadiah permen ketika melakukan sesuatu, sah-sah saja! Tapi kalau ukurannya  jumlah pembaca, ya tentu akan kecewa menjadi kompasioner. Buktinya... ketika ada admin yang menulis dan masuk HL belum tentu tulisan admin itu pembacanya banyak! Jadi mengapa harus diambil pusing, ketika tulisan sedikit pembacanya, emangnya gue pikirin! EGP aja! Jadikan menulis itu seperti makan setiap hari, jadi semacam kebutuhan untuk tetap hidup. Ketika menulis menjadi kebutuhan bukan kepentingan, maka banyak sedikit pembaca bukan lagi persoalan, lalu kalau ada yang berpendapat sebaliknya, ya biarkan saja. Ayo tetap menulis, ayo tetap berbagi walau esok, misalnya, akan kiamat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline