[caption id="attachment_300058" align="aligncenter" width="637" caption="Begitu banyaknya dukungan buat Jokowi, akhirnya Jokowi menyatakan siap menjadi capres 2014, sampai-sampai pendukungnya membuat gambar seperti di atas. Ilustrasi: d onenews.com"][/caption]
Orang baik ternyata banyak musuhnya, orang yang sederhana tak kurang-kurang juga musuhnya dan orang yang tak nek0-neko alias tak macam-macam juga banyak yang memusuhinya. Tentu saja musuh orang baik, orang sederhana dan orang yang tak neko-neko, biasanya, bukan orang baik, orang sederhana dan bukan orang yang tak macam-macam. Dan orang baik, sederhana dan tak macam-macam itu ada di tokoh yang sekarang sedang bersinar, siapa dia? Anda pasti tahu,... ya benar, Jokowi!
Jokowi yang sekarang menjadi capres 2014 yang diusung partainya, kini menjadi semakin terang benderang, siapa kawan dan siapa lawan. Yang kawan akan siap mendukung Jokowi dan yang lawan juga siap mengahadang Jokowi. Arenanya di mana? Di pemilu legislatif(Pileg) yang akan digelar tanggal 9 April 2014 mendatang.
Sebelum menuju ke bilik suara, mari kita lihat, siapa Jokowi yang sebenarnya? Apa sih modal Jokowi hingga mau maju menjadi capres 2014? Tentu saja ini pandangan yang subyektif, karena mengenal atau mengetahui Jokowi dari jarak ribuan kilometer, yang terbentang dari Selatan ke Utara, dari suhu di daerah tropis ke suhu yang membekukan.
Dan itupun hanya melalui internet, yang kadang beritanya sepotong-sepotong, tidak utuh dan tak tahu ada apa di balik layar Jokowi. Karena bagaimanapun apa yang diberitakan tentang Jokowi, itu yang kasat mata, yang terlihat dan tentu ada yang dibalik berita, yang tak terlihat dan yang masyarakat umum tak mengetahui. Mari kita mulai.
1. Jokowi seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya dengan cara "dipaksa", sehingga Jokowi harus berpikir keras, termasuk Megawati, untuk menjawab kemauan massa, kemauan masyarakat. Untuk menjawab kata "iya" atau "setuju" menjadi capres dibutuhkan waktu berbulan-bulan, sampai akhirnya Jokowi menyatakan "siap" menjadi capres 2014. Jadi walaupun Jokowi "terpaksa" oke atas begitu banyak harapan rakyat, semoga ibarat kupu-kupu, "kupu-kupu" Jokowi tetap indah, seindah warna aslinya.
Jadi "kupu-kupu" Jokowi sudah terbang ke sana kemari, banyak yang mencoba agar "kupu-kupu" Jokowi tidak bisa terbang tinggi, jika perlu "sayap kupu-kupu" Jokowi diputuskan, agar tak bisa terbang dan tak indah lagi, siapa mereka? Ya tentu saja lawan politiknya yang memang sudah sangat "kebelet" untuk menjadi RI1. Ada yang memang terang-terangan "menggores-goreskan" kupu-kupu" Jokowi, namun "sang kupu-kupu" tetap terbang tinggi dan tetap indah.
2. Jokowi dibesarkan oleh media, tanpa media Jokowi "bukan apa-apa" dan bukan siapa-siapa. Masih ingat dengan proyek mobil murah, mobil ESEMKA? Yang beritanya sekarang entah kemana dan ada di mana. Uniknya ketika Jokowi jadi Gubernur mobil ESEMKA tersebut tak digunakannya, tak dipromosikannya lagi, Padahal ketika menjadi Wali Kota Solo Jokowi sangat membanggakan mobil ini, bahkan di bawa sampai ke Jakarta. Namun ketika Gubernur sudah di genggaman, mobil ESEMKA tak terdengar lagi, dan ketika ada proyek mobil murah, Jokow malahan tidak setuju, karena dianggap menambah kemacatan di Jakarta.
3. Jokowi salah satu dari pemimpin yang membuat media seperti "buntut" bagi Jokowi. Jokowi ke mana saja diikuti oleh media atau wartawan, jurnalis, sampai blusukan ke kampung-kampung kumuh sekalipun, Jokowi terus saja dikuntit dan diberitakan. Tak banyak pejabat yang diikuti oleh media seperti Jokowi ini. Ada apa gerangan? Mungkin karena Jokowi tak mengambil jarak dengan media, dan tak punya masalah dengan jabatannya.
Kalau banyak pejabat takut "di korek-korek" wartawan, kalau Jokowi justru terbuka sekali dengan wartawan, kalau boleh dibilang semua "isi dapur" Jokowi boleh dibuka atau diketahui wartawan, tak ada harta benda yang disembunyikan oleh Jokowi. Loh kenapa takut diberitakan wartawan, kalau memang diri bersih dan tak korupsi, iyakan?
4. Ternyata masa kecil Jokowi penuh keprihatinan, bahkan tinggal di bantaran sungai dan rumahnya pernah disusur tibum( sekarang Saspol PP). Nah dengan latar belakang yang penuh keprihatinan tersebut Jokowi bangkit dan terus membenahi diri dan tak ada yang menyangka bahwa "si kerempeng" ini akhirnya bisa menjadi Gubernur di Ibu Kota Negara Republika Indonesia, Jakarta! Dan sekarang bahkan sedang menjadi capres 2014, satu langkah ke depan Jokowi ada di istana, yang mimpipun, mungkin tak pernah! Itu kalau Jokowi menang di Pilpres.