Lihat ke Halaman Asli

Syaripudin Zuhri

TERVERIFIKASI

Pembelajar sampai akhir

Jempol Buat Prabowo dan Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14136044561545986607

[caption id="attachment_329763" align="aligncenter" width="600" caption="Ini foto luar biasa. di tengah-tengah kegaduhan perpoltikan Indonesia, Prabowo mampu berjiwa besar dan menghormat pada Jokowi sebagai presiden terpilih 2014.  Sumber: detik.com"][/caption]

Sejarah kembali mencatat, tokoh yang selama ini dikenal dengan ambisinya yang terlihat sangat nyata di depan publik dan ambisi itu telah terjegal dengan kekalahan yang tipis pada tanggal 9 Juli 2014 pada Pilpres. Ironis memang, sudah bertahun sebelumnya ambisi ditanamkan, dan untuk mencapainya dibutuhkan dana, daya, waktu dan tenaga yang luar bisa besarnya. Kalau mau dihitung dengan uang, entah berapa besarnya, saya tak tahu. Namun kelau dilihat gambaran umum selama ini, jangankan untuk Pilpres, untuk pemilihan Bupati, wali kota, Gubernur  saja sudah ratusan juta sampai milyaran, bisa dibayangkan dengan Pilpres yang jangkaunya nasional!

Kita lewati urusan dana atau biaya menuju Pilpres, yang sudah berlalu, mari kita lihat tokoh yang meledak-ledak ini, mungkin karena pendidikan militer yang keras, maka terlihat sekali watak keras itu, yang mungkin kalau pakai bahasa keseharian" kepala batu", yang positifnya pantang menyerah sebelum kalah dan "bertempur" sampai tetes darah terakhir. Lakukan dulu upaya sekuat tenaga, bila tak berhasil, ya diterima dengan lapang dada. Sebuah pembelajaran yang sangat menarik.

Dan karena begitu kerasnya perjuangan mencapai titik yang diinginkan tak tercapai, wajarlah kalau kekalahan tersebut, tak diterima begitu saja, mesti ada sesuatu yang harus dilakukan, sebelum benar-benar dinyatakan kalah oleh pihak yang memang sebagai penyelenggara Pilpres, dalam hal ini KPU, komisi pemilihan umum dan dalam bidang konstitusi MK-lah lembaganya. Dua lembaga negara ini telah dengan telak menyatakan kemenangan di pihak "sebelah", di pihak "tetangga". Menyakitkan memang, dan itu wajar dalam sebuah "pertandingan" yang sipat, tingkat  atau skalanya secara nasional dan ini hajatan 5 tahunan.

Artinya bila seseorang kalah dalam Pilpres, bisa menebusnya  atau berjuang kembali untuk ikut lagi,dan itu juga bukan jaminan menang, ya 5 tahun lagi! Dan itu bukan hanya tiori, tapi sudah menjadi fakta, lihat saja ketika Megawati di tahun 2004 dan 2009, dua kali kalah dalam Pilpres, melawan tokoh yang sama, SBY! Kalah 2:0 bagi Megawati membuatnya "salah tingkah" karena yang mengalahkannya adalah mantan anak buahnya sendiri ketika Megawati menjadi Presiden. Ya normal saja, kalau orang kalah jadi luka, apa lagi kalahnya oleh anak buahnya sendiri yang menenatang di Pilpres 2004, dan konon Megawati tetap tak menerima kekalahan tersebut, karena marasa dicurangi, dan wujudnya dengan tidak menghadiri setiap undangan Presiden SBY dalam HUT RI di istana negara, terlalu!

Jadi antara Megawati dan Prabowo sama-sama kalah, lalu yang mana yang negarawan? Ini sebuah pertanyaan yang menarik yang perlu jawaban panjang. Kalau melihat batasan singkat dimana seorang negarawan adalah orang yang berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara, maka kedua tokoh ini sudah negarawan. Megawati menjadi negarawan saat, dia dengan "ikhlas" menyerahkan capres 2014 bukan pada trah Sukarno, tapi pada Jokowi yang bukan" siapa-siapanya". Dan Megawati benar pilihannya, Jokowi menang dalam Pilpres 2014 ini dan sekarang menjadi Presiden terpilih yang akan dilantik, 2 hari lagi, tepatnya Senin, 20 Oktober 2014.

Dan kapan Prabowo menunjukkan kenegarawanan? Kalau boleh dibilang adalah puncaknya kemarin, 17 Oktober 2014, tepat di hari ulang tahunnya yang 63! Di mana dalam berita yang saya baca, Prabowo sedang menghormat pada Jokowi dan Jokowi menundukan kepalanya sebagai balasan tanda penghormatan tersebut, luar biasa, jempol buat kedua tokoh ini!

Benar-benar jagat perpolitik Indonesia langsung terasa sejuk, seperti sejuknya salju yang pertama di Moskow tahun ini. Ya kebetulan saja, kemarin,  tanggal 17 Oktober 2014 di Moskow turun salju pertama untuk musim dingin tahun ini, yang disambut kegembiraan luar biasa menyambut musim dingin, yang memang punya kelebihan sendiri dibanding musim-muasim lainnya.

Jadi di Indonesia, di bidang politik, kemarin terasa disiram air dingin yang menyejukkan, yang meredam segala emosi marah yang meluap-luap dari pihak-pihak yang memang terpecah menjadi dua kubu yang berlawanan, antara KMP, Koalisi Merah Putih, dengan KIH, Koalisi Indonesia Hebat! Nah dengan bertemunya Prabowo dan Jokowi sebagai Presiden terpilih dan dengan hormatnya Prabowo pada Jokowi sebagai Presiden,terlihat apik, enak dipandang dan menyejukkan semua pihak. Terlepas dari hati-hati yang penuh dendan kesumat, terlepas dari analisa atau para pengamat yang pro dan kontra, terlepas dari orang-orang yang tak suka pada Probwo, saya pribadi tersenyum lega, alhamdulillah.

Saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa dari dua kubu tersebut, saya netral aja. Jadi bila dua tokoh yang selama pilpres seperti "dua musuh bebuyutan" telah hilang lenyap. Keduanya punya cita-cita yang sama, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonsia, NKRI. Dengan demikian Indonesia, insya Allah, menjadi negara yang tetap utuh, NKRI tetap jaya, tak terpecah belah seperti negara-negara di Timur Tengah, yang satu sama lain, sesama bangsa dan warga sendiri saling bantai, saling bunuh, sehingga mereka terpecah belah,  semoga hal tersebut tak terjadi Indonesia!

Lagi pula buat apa-apa ribut-ribut dan saling bermusuhan hanya gara-gara politik atau gara-gara adanya Pilpres?Pemilu ini hanya kegiatan rutin 5 tahunan untuk memilih presiden, sebagai negara yang menyatakan demokrasi, maka kegiatan tersebut biasa-biasa saja, seharusnya, wajar saja, rutin adanya, lalu mengapa harus sampai berdarah-darah atau sampai menumpah darah, buat apa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline