Lihat ke Halaman Asli

Syaripudin Zuhri

TERVERIFIKASI

Pembelajar sampai akhir

5 Alasan Mengapa Tidak Boleh Sombong

Diperbarui: 29 September 2015   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jangan kalah dengan tikang parkir yang tidak merasa sombong walau mobilnya banyak. Sumber: obatpenyakitgondoktradisionall.wordpress.com

1. Kesombongan itu hanya milik Allah SWT, karena Dia memang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Perkasa dan berbagai sipat lainnya dg kemahabaikanNya.

Makanya manusia-manusia yang sombong dihancurkanNya, lihat saja Firaun di jamannya Musa AS, Namrud di jamannya Ibrohim As. Dan dalam kisah modern, orang sombong lebih cepat jatuhnya ketimbang yang lainya. Orang yang rendah hati malah tidak bisa dijatuhkan. Bagaimana mau dijatuhkan, ketika dihina, dicaci, dimaki atau bahkan mau dibunuhpun, orang yang menghina, mencaci, memaki bahkan yang mau membunuhpun didoakannya!

Orang rendah hati tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak membalas caci maki dengan caci maki yang sama, tapi dihadapinya dengan cinta dan kasih sayang. Dihadapi kejahatan tersebut dengan kemaafan yang tinggi dan tak ada dendam dihatinya, karena semuanya dikembalikan kepada Tuhan Semesta Alam.

2. Seperti kata pepatah" masih ada langit di atas langit" jadi sepintar apapun seseorang, itu hanya pada bidangnya masing-masing, tidak ada seorangpun di dunia semua bidang keilmuan dikuasainya.

Jadi sangat bertentangan dengan logika manapun, jika seseorang dengan ilmunya yang memang sudah tinggi, atau bergelar Prof, DR, Ir, SH .... dan sederet gelar yang berbaris di depan atau di belakang namanya, sehingga tak muat gelar tersebut ditulis di Kartu Tanda Penduduknya (KTP), lalu merendahakan orang lain, karena bisa jadi pada bidang keilmuan yang sangat sederhana, misalnya memasak yang enak, orang tersebut tak bisa!

Itulah sebabnya tak boleh ada kesombongan bagi ilmuwan, karena biasanya ilmuwan seperti kata pepatah yang lain" seperti padi, makin berisi makin merunduk" itu benar adanya. Sedangkan maaf, yang sombong seringkali bahkan "tak ada apa-apanya" alias" tong kosong nyaring bunyinya". Merasa paling pinter sendiri, lalu semua orang dianggapnya salah dan bodoh. Padahal ketika telunjuknya menunjuk pada seseorang, keempat jarinya tertuju pada dirinya sendiri, dan orang sombong biasanya tak menyadarinya.

3. Manusia dilahirkan, maaf, asalnya hanya" setetes air hina" dan ketika meninggal, jasadnya hanya menjadi santapan cacing-cacing tanah dan belatung, secantik apapun dan seganteng apapun.

Nah coba itu, apa yang disombongkan, kalau awal kejadian dan akhir manusia semuanya pada titik yang "memalukan". Coba bayangkan, "setetes air hina" yang kemudian disempurnakan kejadiannya oleh Tuhan, bukan oleh dirinya sendiri, kok mau sombong? Lalu ketika meninggal, hanya menjadi santapan cacing-cacing tanah dan belatung yang menjijikan, yang kemudian menjadi bangkai dan akhirnya hancur lebur menjadi tanah kembali, coba apa yang disombongkan?

Jadi kalau ada yang merasa diri paling ganteng untuk lelaki, dan merasa paling cantik untuk perempuan, lantas menghina lelaki atau perempuan yang buruk rupa, aha... lihat awal kejadian atau lihat akhir kejadian, semuanya sama. 

4. Si A benar bisa jadi ada salahnya, dan si B salah bisa jadi ada kebenarannya. Itulah pentingnya manusia saling berbagi atas kelebihannya dan saling mengisi atas kekurangannya masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline