Kemampuan membaca merupakan modal dasar dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini karena seluruh rangkaian pembelajaran yang ada menggunakan kata-kata yang dirangkai menjadi sebuah kalimat yang harus dipahami peserta didik ketika belajar. Kemampuan membaca ini perlu dilatih anak ketika ia duduk di sekolah dasar (SD) yakni pada kelas rendah. Sebagai guru ataupun orang tua yang akan melatih anak untuk membaca, perlunya memahami karakteristik dan kemampuan anak terlebih dahulu dan tidak berusaha untuk memaksa apalagi membandingkan dengan anak-anak lainnya.
Anak usia SD kelas rendah yaitu anak usia kelas 1 sampai 2 atau 3. Anak usia tersebut masih sangat lekat dengan masa-masa bermain dan merupakan masa peralihan dari PAUD. Dalam hal ini, anak SD kelas rendah haruslah diperlakukan spesial karena masih termasuk golongan anak usia dini dalam hal membaca. Sehingga, dalam melatih membaca perlunya tahapan-tahapan yang sesuai dengan perkembangan anak. Dalam melatih membaca untuk anak SD kelas rendah (Sunanih, 2017) guru dan orang tua dapat menggunakan berbagai metode, diantaranya :
A. Metode Alfabet
Metode Alfabet ini misalnya, anak dikenalkan dengan huruf anjad A sampai Z. setelah anak mengenal huruf alfabet dapat dikenalkan dengan merangkai huruf-huruf menjadi suku kata lalu kemudian suku kata tersebut dapat dirangkai menjadi kata dan selanjutnya dirangkat menjadi kalimat.
B. Metode Suara (Phonic)
metode ini merupakan penyempurnaan dari metode alfabet yang mana metode penyebutkan berbagai alfabet diajarkan melalui bunyi dari huruf-huruf itu sendiri.
C. Metode suku kata
Metode suku kata atau biasa disebut sebagai metode membaca permulaan. Dalam metode ini, kata-kata dianalisis menjadi suku kata, suku kata, sehingga dalam berlatih membuat kata, anak diminta untuk berlatih membaca sesuai dengan suku kata terlebih dahulu.
D. Metode Cerita
Metode ini selalu diawali dengan kata-kata tertulis, setelah kata-kata itu dikenalkanlalu kata-kata itu dianalisis atas suku katanya,lalu dianalisis lagi atas huruf-hurufnyabarulah disambungkan lagi dalambentuk kata semula. EX: da-da gi---gi ku-ku.
E. Metode Kata-kata
Metode ini diawali menghafalkan ceritaatau sebuah puisi, lalu diuraikan ataskalimat-kalimatnya. Sampai pada kata-katanya.
F. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Adapun contoh pelaksanaan metodeSAS sebagai berikut: Mula-mula diberikankalimat secara keseluruhan. Kalimat itu diuraikan atas kata-kata yangmendukungnya. Darikata-kata itu kita ceraikan atas suku-suku katanya danakhirnya atas huruf-hurufnya. Kemidianhuruf-huruf itu kita sintetiskan kembalimenjadi suku kata, suku kata menjadi katadan kata menjadi kalimat.
Berlatih membaca membutuhkan kesabaran dan pembiasaan, sehingga guru maupun orang tua tidak usah panik atau cemas ketika anak belum bisa membaca pada saat masuk sekolah dasar. Sebab, sebagai pendidik maupun orang tua tidak bisa memaksa anak untuk belajar membaca karena melihat anak lain dapat membaca sedangkan anak kita belum bisa membaca, ini semua tergantung kesiapan dan kemampuan anak dalam belajar, ketika paksaan itu datang, maka dapat menimbulkan kejenuhan pada tahap perkembangan anak dalam belajar.
Sumber :
Sunanih, S. (2017). Kemampuan Membaca Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah Bagian Dari Pengembangan Bahasa. Naturalistic: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1), 38-46.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H