Lihat ke Halaman Asli

Vira Syalwa

Menyusun kata, mengungkap fakta

Memperbaharui Kondisi Belajar Anak di Situasi Pandemi

Diperbarui: 29 Juli 2021   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melek akan canggihnya teknologi, membuat para tenaga pendidikan hampir kewalahan menggunakan teknologi bersama anak-anak yang belum cukup usia untuk mengikuti pembelajaran melalui beberapa aplikasi belajar seperti, Zoom Meet, Google Meet, Classroom, dan lain sebagainya. Begitu pun dengan Kuliah Kerja Nyata yang saat ini sedang dilakukan oleh Mahasiswa angkatan 2018 Universitas Pendidikan Indonesia, yang dilaksanakannya pun secara individu dan daring. Pengalaman yang sangat ditunggu-tunggu, namun situasi yang tidak memungkinkan maka harus mengikuti ketentuan pelaksanaan KKN UPI Tematik yang dilaksanakan secara daring, tetapi pasti selalu ada hikmah disetiap keinginan dan kegiatan yang dilakukan setiap saat.

Selanjutnya, mengingat beberapa tahun sebelumnya bahwa pembelajaran ikut terorganisir untuk dilaksanakan secara daring untuk semua jenjang pendidikan. Namun, bagaimana kabar anak usia dini yang perlu ditumbuh kembangkan secara real, dan langsung kepada anak tanpa ada halangan apapun seperti layar gadget atau laptop? Pembaharuan ini perlu diperhatikan dari setiap jenjang pendidikan, karena setiap jenjang, setiap anak, sudah pasti berbeda usia. (Zulfikar: 2021) dalam artikelnya mengungkapkan bahwa "Bahkan anak cenderung merasakan kebosanan ketika belajar dengan orang tua, mungkin karena keadaan situasu dan kondisi anak jadi kurang semangat belajar dirumah sehingga jenuh tidak ada teman-teman dan tidak ada yang memotivasi karena biasanya disekolah guru menyamapaikan pembelajaran diselingi dengan seni ada tepuk angan, bernyanyi dan selingan berbagai kreativitas lainnya". Hal tersebut, perlu pembaharuan yang artinya orang tua meniru kegiatan guru di Sekolah atau kegiatan guru di Sekolah lalu disampaikan kepada orang tua siswa, yang nantinya diaplikasikan kepada anak kita di Rumah. Situasi memang sedang rumit, namun kondisi tubuh, pikiran, terutama hati tidak boleh rumit. Lakukan kegiatan seperti biasa dengan kondisi yang aman dan nyaman untuk anak.

Seperti kegiatan KKN yang saya lakukan di TK Nurul Huda, yaitu terbiasa pembukaan pembelajaran dengan banyak bernyanyi, dan berdoa. Maka hal tersebut didiskusikan dan disampaikan kepada seluruh orang tua siswa, yang kemudian didokumentasikan kegiatan anak di Rumah. Perlahan anak-anak mengikuti pembelajaran daring, meski orang tua yang memegang dan mengaplikasikan gadget tersebut. Anak-anak lebih senang belajar langsung bersama teman-temannya. Aspek perkembangan yang tumbuh dari kegiatan bersama teman-teman menjadi lebih efektif. Waktu pengalaman dan pembelajaran anak diberikan secara langsung dan real.

Tubuh anak-anak, kurang berkembang apabila kurang tergerak. Mata anak-anak pun menjadi lelah apabila berlama-lama berhadapan dengan layar gadget maupun laptop. Kembali lagi pada seluruh aspek perkembangan anak yang perlu ditumbuh kembangkan melalui hal-hal yang real dan pasti. Berbeda dengan pembelajaran daring yang hanya mengenalkan hal-hal melalui gambar ataupun video, dan hal tersebut kurang optimal untuk aspek perkembangan anak.

Selama 30 hari berlangsung KKN saya laksanakan dengan niat sungguh ingin membantu dan memajukan Pendidikan khususnya disekitar daerah saya, dan menjadi pengalaman pertama saya bersama anak-anak yang memiliki keaktifan dan keingin tahuannya yang tinggi membuat rasa kurang percaya juga khawatir apabila hal yang belum biasa dilakukan seperti pembelajaran daring diberikan kepada anak usia dini yang masih rentan terhadap hal apapun. Ringkasan waktu yang disampaikan ketika pembelajaran berlangsung menjadi satu jam, berbeda dari waktu sebelumnya yang dilaksanakan lebih dari satu jam, dan anak-anak senang bermain sambil belajar bersama teman-temannya.

Canggihnya teknologi, membuat kita melek akan wawasan yang luas, akan tetapi kita tidak boleh meninggalkan kebiasaan kita seperti bersosialisasi, dan tetap menjaga tali persaudaraan kita . Melalui hal ini, semoga kita semua dapat mengambil hikmah, pelajaran, serta pengalaman baik yang membuat kita semakin baik dikemudian hari.

Sumber:

Zulfikar. 2021. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI: Disdikpora [online] diunduh pada tanggal 29 Juli 2021. https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/56-efektifitas-pembelajaran-anak-usia-dini-di-masa-pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline