Lihat ke Halaman Asli

Lesunya Perekonomian Pedagang Harian di Pasar Andir akibat Wabah Corona

Diperbarui: 16 April 2020   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sepi di Pasar Andir Trade Center akibat wabah virus corona | dokpri

Bandung, Indonesia - Gerakan dengan tagar #StayAtHome atau #DiRumahAja, demi mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 sangat berdampak besar kepada para pedagang yang berjualan di pasar Andir kota Bandung. Apalagi pada tanggal 31 Maret 2020, pasar-pasar non pangan di kota Bandung yang tidak menjual bahan pangan pokok di tutup sementara oleh pemerintah kota Bandung.

Hal ini menimbukan pro dan kontra di antara pedagang lainnya, karena pada hari-hari sebelum pemerintah memberlakukan untuk menutup sementara pasar Andir, pedagang disana mengaku sudah merugi karena pembeli sangat jarang bahkan tak ada. Gerakan #DiRumahAja akibat dari menyebarnya virus corona telah menggerus perekonomian para pedagang di Pasar Andir kota Bandung.

Hal tersebut juga dirasakan oleh seorang wanita yang merupakan penjual aksesoris yang biasa menjajakan dan membuka tokonya setiap hari di pasar Andir. Penjual tersebut mengaku hampir tidak ada pengunjung yang berbelanja ke pasar Andir sehingga mengalami kerugian yang luar biasa karena sepi pembeli.

Saat ditemui di kediamannya di Cimahi Jawa Barat, pedagang tersebut tampak sedang membereskan barang-barang dagangannya yang dia bawa dari tokonya di pasar Andir, pedagang tersebut menceritakan bahwa pedagang-pedagang lainnya yang menyimpan barang di toko mulai membawa dagangannya kerumah, karena para pedagang khawatir barang dagangan mereka bisa dijarah oleh pencuri, mengingat pasar Andir akan sangat sepi dan sistem keamanan yang kurang.

Dia juga mengatakan sejak ditutupnya toko akibat wabah virus corona, dirinya mulai memutuskan untuk menjajakan barang jualannya secara online.

"Untuk saat ini libur dulu, toko juga ditutup sama pemerintah, usaha  jelas keganggu banget, tapi kita juga gak bisa maksain buat jualan, karena virus ini juga sangat berbahaya dan cepat nular. saya sekarang harus lebih pinter ngatur uang, karena pengeluaran dan pendapatan gak seimbang, karena lebih banyak pengeluarannya. Saya mulai berjualan lagi secara online, tetapi penghasilan hariannya jelas jauh berbeda" kata Ibu Nur salah satu pedagang yang terkena dampak akibat pandemik virus corona (3/4/2020).

Virus corona menjadi pukulan dua arah bagi para pedagang pasar, adanya virus menjadi momok yang menakutkan untuk tetap berjualan, akan tetapi sangat menyusahkan keadaan ekonomi apabila tidak bisa berjualan, dampak lesunya perekonomian dari adanya virus corona sangat terasa oleh mereka yang menyambung hidupnya dengan berjualan secara langsung kepada masyarakat.

Ibu Nur selaku salah satu pedagang di pasar Andir bercerita bahwa dampak dari adanya virus corona di Indonesia sangat menyusahkan, masyarakat tidak hanya khawatir akan kesehatannya, masyarakat juga harus memikirkan nasib ekonominya yang terganggu, karenanya dirinya sangat berharap bahwa pandemik virus corona ini segera berakhir, selain itu dia juga berharap agar bisa menjalani aktivitas secara normal seperti biasanya, mengingat sebentar lagi adalah bulan Ramadan dimana bagi para pedagang bulan Ramadan merupakan bulan yang biasanya mendapatkan penghasilan yang berkali lipat dari pada biasannya.

(Narasumber : Ibu Nur -- pemilik "Toko Cantik Ibu Nur")

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline