Lihat ke Halaman Asli

Vira Nur Awalia_ S1 PGSD

mahasiswa smt 2 di Universitas Ngudi Waluyo

Kurikulum Merdeka Belajar dengan Pengajar yang Sesuai

Diperbarui: 6 Juni 2022   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adanya pandemi covid-19 memberikan dampak yang sangat terasa di berbagai bidang, baik ekonomi, politik, maupun pendidikan. Dalam dunia pendidikan, COVID 19 memberikan dapak yang sangat signifikan. Banyak siswa bahkan orang tua yang mengeluh akan proses pembelajaran pada masa pandemi. Siswa merasa kesulitan dengan cara belajar secara daring, dan orang tua mengeluhkan mengenai nilai dari anak mereka yang mengalami penurunan.

Adanya hal tersebut membuat pemerintah memikirkan bagaimana proses belajar tetap kondusif di masa pandemi. Kemendikbud RI mencanangkan beberapa sistem pendidikan yang dapat digunakan sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu sistem pendidikan yang dicanangkan dan banyak diperbincangkan yaitu sistem pendidikan dengan menggunakan kurikulum prortipe atau kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka belajar merupakan salah satu kurikulum dimana kurikulum ini mengacu pada pendekatan bakat dan minat.  Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan apa yang ingin dipelajari sesuai bakat dan minat yang dimiliki. Dengan begitu siswa dapat terfokus pada beberapa bidang yang memang ingin mereka pelajari.  Hal ini sangat sesuai jika disandingkan dengan keadaan yang sedak tidak kondusif akibat dari pandemi COVID 19. Selain karena memudahkan siswa, dimana mereka tidak dituntut untuk mempelajari segala hal, sistem pendidikan ini juga akan memberikan dampak positif di masa mendatang, yaitu terciptanya SDM yang memang kompeten dalam berbagai bidang.

Dengan adanya sistem pembelajaran seperti itu secara tidak langsung tenaga pendidik juga dituntut untuk lebih kreatif serta inovatif dalam memberikan pengajaran. Dalam pendidikan sekolah dasar, setiap kelas hanya diberikan satu guru pengajar yang juga berbeperan sebagai wali kelas, jadi guru dituntut untuk lebih pandai dalam memeberikan pengajaran. Berbeda dengan Pendidikan sekolah menengah, atas, maupun universitas di mana setiap bidang memiliki pengajar masing-masing.

Disaat beberapa siswa memilih pembelajaran yang berbeda guru dituntut agar bisa mengatasi hal tersebut.   Dengan menyiapkan bekal materi yang cukup agar tetap dapat memberikan pengajaran pada siswa yang memiliki minat yang berbeda dengan teman sekelasnya pada saat itu.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru maupun calon guru Sekolah Dasar, diharapkan memiliki banyak perbekalan mengenai manajemen dalam mengajar untuk mengahadapi persoalan pendidikan seperti hal disamping, karena kita tidak pernah tau apa yang akan  terjadi di masa mendatang serta apa dampak yang dirasakan secara langsung pada saat itu juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline