Lihat ke Halaman Asli

Pengetahuan dan Kekuasaan menurut Foucault

Diperbarui: 8 Januari 2024   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Foucault, pengetahuan dan kekuasaan terjalin dalam kesatuan tunggal. Tidak akan ada pengetahuan tanpa kekuasaan. Dan juga sebaliknya.

Bagi Foucault, kekuasaan bukanlah sesuatu yang hanya dikuasai oleh negara, sesuatu yang dapat diukur. Kekuasaan bagi dia ada di mana-mana, karena kekuasaan merupakan satu dimensi dari relasi. Artinya, di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan.

Kekuasaan bukanlah ontologi melainkan sebagai strategi. Kekuasaan bekerja dari bawah ke atas bukan sebaliknya; kekuasaan tidak terpusat pada satu orang atau sekelompok orang tetapi bentuknya menyebar dan ada di mana-mana. Kekuasaan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari melalui wacana (diskursus).

Foucault kemudian berkesimpulan bahwa kebenaran tidak terletak di luar tetapi di dalam kuasa. Kebenaran adalah hasil relasi kekuasaan. Kebenaran merupakan hasil produksi kekuasaan yang subjektif, karena melibatkan pengetahuan sehingga bersifat disipliner. Melalui kedua pendekatannya itu, Foucault secara jelas menunjukkan adanya hubungan antara ilmu-ilmu kemanusiaan dengan teknologi dominasi. Dengan kata lain kebenaran adalah produk kekuasaan yang memiliki semacam politik kebenarannya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline