Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Lyotard

Diperbarui: 8 Januari 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA: Viorensa Amalia B

MIM: 1512300023


Suatu hari di kota kecil, saya merasa terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, mencari makna dalam kehidupan yang semakin sulit dipahami. Suasana kehidupan kota kecil ini seolah menjadi cermin dari pemikiran Jean-Franois Lyotard tentang postmodernisme, di mana cerita besar yang kita kenal semakin terfragmentasi.

Ketika hujan gerimis turun, saya memutuskan untuk mengunjungi toko buku tua yang terpencil. Di rak-rak berdebu, saya menemukan buku-buku filsafat, dan di antara mereka, sebuah buku berjudul "The Postmodern Condition" oleh Lyotard menarik perhatian saya. Sambil bersembunyi dari hujan di sudut toko, saya mulai membaca.

Buku tersebut membawa saya pada perjalanan pemikiran yang berbeda. Lyotard berbicara tentang keragaman narasi dan penolakan terhadap ide meta-narasi tunggal yang mengatur seluruh kehidupan kita. Rasanya seakan-akan dia berbicara langsung kepada saya, merangkul kerumitan dan kecacatan hidup.

Ketika saya keluar dari toko buku, hujan telah reda, dan saya membawa buku itu dengan harapan baru. Saya mulai melihat kehidupan sekitar saya dengan mata yang lebih terbuka, memahami bahwa tidak ada cerita besar yang mengendalikan segalanya. Setiap orang, setiap momen memiliki nilai dan makna yang unik.

Pada suatu hari, ketika matahari bersinar terang, saya bertemu dengan seorang seniman jalanan yang tengah menciptakan lukisan abstrak di trotoar kota. Dia bercerita tentang inspirasinya, tentang bagaimana setiap goresan kuas memiliki arti sendiri. Saya tersadar bahwa karya seni ini adalah manifestasi nyata dari filosofi Lyotard yang saya pelajari.

Bersama seniman jalanan itu, saya merenung tentang keindahan ketidakpastian. Kami berbicara tentang betapa pentingnya merayakan keragaman dan menyadari bahwa kebenaran tidak selalu terletak pada satu narasi besar. Dalam setiap kisah, dalam setiap goresan kuas, ada kebenaran yang bernilai.

Pergulatan saya dengan filsafat postmodernisme ini mengubah cara saya melihat dunia. Saya mulai menyadari bahwa kehidupan ini adalah kumpulan narasi kecil yang saling bersilangan, dan nilai sejati muncul ketika kita mampu memahami dan merangkul keberagaman itu sendiri.

Cerita ini adalah perjalanan pribadi saya menuju pemahaman filsafat postmodernisme, dan bagaimana hal itu merubah pandangan saya terhadap makna dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline