Lihat ke Halaman Asli

Viorella Amanda

Viorella Amanda Putri

Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Perempuan Berpendidikan

Diperbarui: 7 April 2021   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rata-rata Lama Sekolah Penduduk usia 15 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018-2019 / sumber: BPS RI Susenas, 2019

Data di atas merupakan capaian rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia usia 15 Tahun ke atas berdasarkan jenis kelamin tahun 2018-2019. Data tersebut disajikan untuk mengetahui tingkat pendidikan penduduk Indonesia. 

Pada tahun 2019 capaian rata-rata lama sekolah mengalami kenaikan dari tahun 2018. Namun terlihat bahwa tingkat pendidikan perempuan masih di bawah laki-laki bahkan di bawah target RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) .

Rendahnya tingkat pendidikan pada perempuan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kemiskinan, gender stereotip, dan kurangnya motivasi dan dukungan. 

Kemiskinan sering menjadi faktor mengapa anak tidak melanjutkan pendidikan. Mereka memilih langsung bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehingga  mereka tidak melanjutkan pendidikan. 

Masih mending jika setelah lulus SMA mereka bekerja, tetapi sangat disayangkan jika mereka tidak melanjutkan pendidikan ketika masih duduk di bangku SD atau SMP. Seharusnya mereka masih melanjutkan pendidikan wajib selama12 tahun. Bahkan ada pula anak perempuan dinikahkan untuk mengatasi kemiskinan tersebut. Padahal dengan pendidikan perempuan bisa mengeluarkan mereka dari kemiskinan.

Gender stereotip juga menjadi alasan untuk perempuan tidak melanjutkan pendidikan. Contoh gender stereotip dapat dilihat melalui pernyataan bahwa pemimpin itu laki-laki, yang berkewajiban untuk bekerja itu laki-laki. Dari pernyataan tersebut menjadi sebab lebih mengutamakan laki-laki untuk berpendidikan tinggi dan menomorduakan perempuan.  

Selain perempuan dinomorduakan, bukan hal yang asing lagi ketika ada orang yang berbicara bahwa "Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga di dapur". Adanya kalimat tersebut dapat menurunkan semangat perempuan untuk melanjutkan pendidikan. Sering munculnya kalimat tersebut menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia kurang dukungan dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan.

Memang perempuan kelak tidak terlepas dari mengurus rumah tangga, tetapi pembaca perlu tau bahwa partisipasi perempuan dalam rumah tangga dapat meningkatkan perekonomian. Perempuan yang berpendidikan dan memiliki ketrampilan yang bagus dalam dunia kerja akan memiliki gaji yang lebih besar dari pada perempuan yang tidak berpendidikan. Hal tersebut mengakibatkan kesejahteraan dalam rumah tangga meningkat.

Selain dapat membantu meningkatkan kesejahteraan perekonomian, perempuan yang cerdas juga dapat melahirkan generasi yang cerdas. Perempuan kelak menjadi seorang ibu dan ibu merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. 

Menjadi seorang ibu tidak hanya mengurusi pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak, dll. Namun ibu juga harus memberikan teladan dan mendidik anak. Ibu yang cerdas akan menjadi teladan untuk anak agar menjadi anak yang cerdas pula. Ibu yang cerdas juga dapat mendidik dan memberikan pengajaran kepada anaknya dengan baik dan bijak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline