Lihat ke Halaman Asli

Merah dalam cinta adalah Putih

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saat saya menulis sepatah, dua patah, tiga patah, dan patah-patah kata yang menjadi kalimat lalu paragraf ini, saya sedang berada dalam kondisi yang netral. dalam arti saya tidak sedang jatuh cinta, atau patah hati.

cinta menjadi sesuatu yang seolah-olah tak pernah habis dibicarakan, selalu menjadi topik utama dalam obrolan anak muda dan remaja. sesuatu yang kadang dibenci tapi dicari. sesuatu yang sulit untuk dimengerti.

sebenarnya cinta itu merah atau putih?

meminjam kalimat mutiara dari adik kedua dalam serial film "kera sakti" yaitu cu pat kai, "..cinta, deritanya tiada akhir.." cinta yang dangkal sering kali menyakitkan.  jika demikian, maka cinta itu merah; merah itu darah; darah itu luka; luka itu perih; perih itu sakit. jadi cinta adalah menyakitkan.

disisi lain, dalam sebuah film karya anak bangsa yang berjudul "selamanya", salah satu dialognya mengatakan, "..hanya ada dua warna putih yang sempurna; cinta dan kamu.." sekilas memang terdengar gombal sekali. tapi mungkin itu lah yang dirasakan ketika mengalami cinta yang mendalam. jika demikian, maka cinta itu putih; putih itu suci. jadi cinta adalah sesuatu yang suci.

lalu, cinta itu merah atau putih?

dalam prinsip kehidupan, orang yang berani hidup harus berani untuk jatuh cinta, orang yang berani untuk jatuh cinta harus berani juga untuk patah hati. itulah konsekuensinya. hidup itu penuh resiko!

cinta adalah sesuatu yang dapat membuat bibir tersenyum dan hati menangis, atau mata menangis dan hati tersenyum dalam waktu yang bersamaan.

cinta itu merah, bukan semata-mata karena menyakitkan. tetapi karena keberanian untuk mencintai, bukan sekadar dicintai saja. serta berani untuk mengambil resiko ketika tidak dicintai, berani memperjuangkan cintanya, berani mempertahankan cintanya, berani merebut cintanya.

cinta itu putih, karena adanya ketulusan dan pengorbanan yang membuat cinta menjadi suci.

jadi, sesungguhnya merah dalam cinta adalah putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline