Pengawasan orang tua terhadap anak merupakan hal yang paling utama. Tetapi, di era sekarang teknologi sudah semakin maju, banyak orang tua yang mengabaikan anaknya dan lebih mementingkan dirinya sendiri.
Sehingga anak menjadi kurang perhatian dan menjadikan anaknya tidak dapat membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Padahal orang tua merupakan pihak pertama yang dapat membentuk karakter anak saat berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
Seperti halnya kasus yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Diduga karena kelalaian orang tua yang membiarkan anaknya mandi di sungai bersama kakaknya tanpa pengawasan, seorang siswa SD berinisial AP yang berusia 9 tahun di terkam buaya di sungai Plasma, Jorog Padang Madani, Negari Manggopoh, Kecamatan Lubukbasung.
Dari kejadian tersebut, saksi mengatakan bahwa jasad korban ditemukan dengan jarak yang bisa dibilang cukup jauh, yaitu sekitar tiga kilometer dari lokasi siswa SD tersebut mandi.
Lokasi ditemukannya jasad korban sudah berada di Kapatanahan, Jorog Gadih Angik, Nagari Tiku Lima Jorog, Kecamatan Tanjungmutiara. Kakak korban mengatakan bahwa saat itu korban diseret oleh buaya sampai ke tengah sungai. Kakak korban sempat menarik tangan korban untuk menyelamatkannya, namun kakak korban kalah kuat dengan buaya itu. Sehingga kakak korban gagal menyelamatkan adiknya.
Sebelum jasad siswa SD tersebut ditemukan oleh warga, tim gabungan dari BPBD Agam dan SAR telah mencari jasad siswa SD tersebut, tetapi tidak ada hasil sama sekali. Kemudian pencarian dihentikan pada pukul 17:00 WIB karena sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kemudian, pencarian dilanjutkan pada Rabu, 18 Januari 2022 pukul 08:00 WIB dan dibantu oleh warga sekitar. Setelah beberapa jam pencarian, tim gabungan istirahat dan ada tim yang berada di Lubukbasung (tempat yang buat mandi korban dan kakaknya).
Namun, tidak lama kemudian tim gabungan mendapatkan informasi bawah jasad siswa SD tersebut telah ditemukan oleh warga yang ikut mencari dan saat itu juga tim gabungan langsung menuju ke tempat lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban.
Setelah itu, warga membawa jasad korban siswa SD tersebut ke lokasi mandi korban dengan bantuan perahu tim gabungan. Kemudian, jasad siswa SD dibawa kerumah duka untuk disemayamkan.
Korban ditemukan oleh 5 orang, diduga 5 orang tersebut sedang menyusuri sungai. Mereka menyatakan bawah saat di tengah perjalanan melihat warna kuning mengapung di sekitar tepi sungai. Ternyata yang mengapung itu adalah jasad siswa SD tersebut dan warga langsung mendekatinya.
Saat didekati, diduga buaya itu masih mencoba membawa jasad korban. Warga melihat bahwa mulut buaya masih menggigit bagian bawah tangan dan kemudian dibawa masuk ke dalam air, saat tangan sudah didapat jasad siswa SD tersebut langsung di lepas.