Lihat ke Halaman Asli

Hukum Game PUBG dalam Perspektif Kesadaran Individu

Diperbarui: 28 Maret 2019   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hay, nama saya Singgih Tri Widodo a.k.a VIONELIX... Hari ini saya mau bahas game tentang PUBG yang katanya sih lagi ramai - ramainya. Ya, game ini banyak dibicarakan oleh banyak gamers sebelum kejadian penembakan Muslim di New Zealand. Setelah kejadian, makin banyak yang membicarakan game tersebut. Salah satunya MUI yang memberi fatwa bahwa game tersebut haram. Kok Bisa?

Sebenarnya sudah saya bicarakan di dalam video ini :


Namun sepertinya penjelasannya di sana berbelit belit. Tapi tidak ada salahnya kan kalau ditonton dulu :D, subscribe juga boleh hehe...

Ok,, intinya adalah... Hukum PUGB dari perspektif kesadaran individu.... Maksudnya adalah game PUBG ini bisa HALAL bisa juga HARAM. Mengapa? Itu tergantung dari kesadaran individu itu sendiri. 

Game tersebut akan menjadi "HARAM" ketika :

1. Si gamers bermain terus terusan tanpa tahu waktu. Waktunya ibadah tapi malah main game. Waktunya tidur tapi malah main game. Waktunya makan tapi malah main game. Dan akhirnya dia membuang buang waktu.

2. Si gamers bermain game tersebut, jika dia benar benar menjiwai game tersebut maka dia akan terpengaruh sampai mempengaruhi dirinya di level spiritual. Akhirnya, dia menjadi sama dengan karakter yang ada di game tersebut.

3. Ketika si gamers bermain dan benar benar menjiwai karakter tersebut, maka program dari game tersebut masuk ke bawah sadar si gamers. Akhirnya bener bener mempengaruhi psikologis si gamers. Akhirnya bisa menjadi pemicu peristiwa yang seperti di New Zealand.

Game tersebut bisa jadi "HALAL" ketika:

1. Si gamers hanya bermain game saja atau hanya tuntutan pekerjaan (misal akunnya untuk dijual). Tanpa harus bermain benar benar bermain menjiwai seperti tulisan saya diatas.

2. Si gamers paham kapan harus berhenti dan kapan harus main. Ya ketika dia memang benar benar ingin hiburan saja, maka bermain lah. Namun jika sudah merasa tidak butuh, maka berhentilah. Dan jangan sampai keterusan dan tidak tahu waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline