Memasuki era revolusi 4.0, kegiatan jurnalisme akan berubah, bagaimana keadaan jurnalisme saat ini dan seperti apakah tantangan jurnalis di masa depan?
Dunia industri saat ini tengah memasuki era baru yang disebut sebagai revolusi industri 4.0. Era ini mempengaruhi banyak bidang tak terkecuali jurnalisme.
Penemuan teknologi kendaraan autonomous, teknologi nano, kecerdasan buatan (AI), bioteknologi, block chain, dan alat pencetak tiga dimensi merupakan beberapa penanda revolusi industri 4.0.
Namun, disetiap babak revolusi industri, manusia juga dituntut untuk dapat mengimbangi kemajuan teknologi. Misalnya sengan ditemukannya mesin jahit, seorang penjahit dapat menyelesaikan lebih banyak pesanan dan hasil jahitan, daripada sebelum mesin jahit ditemukan. Namun, penjahit tersebut juga harus mempelajari cara mengoperasikan serta merawat mesin jahit tersebut.
Hal ini juga berlaku untuk para jurnalis masa kini. Kecepatan serta kemudahan merupakan aspek yang diperlombakan di banyak bidang, terutama di bidang media yang bersaing dengan kecepatan. Maka, kemajuan teknologi ikut mengubah ekspektasi khalayak terhadap kinerja media, terutama jurnalis.
Dengan perlombaan kecepatan yang terjadi dalam penyajian berita atau informasi, seringkali berita atau informasi yang disampaikan kurang akurat dan tidak memperhatikan etika jurnalistik.
Memang sudah ada alat atau teknologi untuk mendeteksi kesalahan informasi dan plagiasi, namun di masa depan, teknologi ini akan semakin luas digunakan, juga semakin akurat dan cepat.
Teknologi yang semakin maju membuka peluang besar bagi dunia jurnalistik. Kemajuan ini dapat membantu media untuk menyampaikan infromasi secara real time, juga menyampaikan informasi yang lebih rinci secara virtual.
Selain itu, informasi yang disampaikan juga dapat dipercaya karena sudah dicek dengan teliti secara online. Kita juga dapat lebih menikmati berita atau informasi yang disampaikan dengan pengemasannya yang semakin menarik dan interaktif. Contohnya adalah Visual Interaktif milik Kompas.