Lihat ke Halaman Asli

Sahur Mewah yang Tak Berarti

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

03.00 pagi sudah waktunya aku sahur.. kupandangi menu sahurku. lalu aku diam.. kamarku sepi sekali.. ini dia nasibku menjadi anak kost tanpa mama.. tanpa papa.. juga kedua adikku.. *** didepanku ada semangkuk sup ayam paket medium KFC coca cola.. susu dan butter cookies tapi aku tak bernafsu. menu delivery didepan ku ini malah hanya kupandangi saja. aku rindu berpuasa dengan keluargaku. teringat bagaimana aku merebutkan sepotong ayam dengan 2 adik priaku. teringat papa yang minumnya selalu digelas besar. juga teringat mama yang kalau makan bersama selalu duduk di kursi pojok.. *** rasanya ingin segera pulang saja.. walaupun tidak ada coca cola dan hanya segelas teh pahit.. tidak ada sepotong ayam tapi hanya telur dadar.. tidak ada butter cookies tapi hanya kue kelapa kering.. tak apa.. itu lebih indah.. berarti.. sungguh ingin.. ingin pulang.. sahur bersama.. dan juga buka puasa bersama. ingin pulang sekarang juga.. tapi tak bisa... tugas ku belum selesai.. *** mungkin akan kucoba sahur dengan ditemani fhoto mereka saja.. atau..aku akan menelpon mereka dan men speaker suaranya seakan akan aku sedang sahur dengan mereka.. yah..! aku rasa seperti itu saja sebentar.. aku menelpon mereka dulu.. mereka.. KELUARGAKU..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline