Lihat ke Halaman Asli

Piggo25

Mahasiswa

Lebih Cepat Menyebar, Yuk Kenali

Diperbarui: 1 Agustus 2022   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat dan belum menunjukkan titik terang meskipun sudah adanya dorongan dari pemerintah untuk melakukan vaksin booster. Hingga saat ini jumlah kasus aktif COVID-19 di tanah air mencapai 46.655 jiwa per Kamis (28/7/2022). 

Berdasarkan data pemerintah yang masuk, tercatat ada penambahan kasus Covid-19 sebanyak 6.353 orang dalam 24 jam terakhir. Penambahan pasien itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 6.191.664 kasus. (Data dapat diakses melalui website www.covid19.go.id)

Subvarian COVID-19 yang baru baru-baru ini terdeteksi  di 10 negara di dunia. Sebagian di antaranya adalah Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, dan Indonesia adalah salah satunya. Tepatnya ditemukan pertama kali di Jakarta dan Bali pada Senin (18/7/2022)

Varian ini disebut BA.2.75, ini adalah subvarian dari omicron. Semenjak sepekan yang lalu, subvarian ini ramai diperbincangkan disosial media dengan sebutan varian " Centaurus ", nama yang diberikan kepada subvarian ini oleh pengguna Twitter.

BA.2.75 Pertama kali terdeteksi di India (tepatnya pada bulan Mei), dan menunjukkan bahwa ia memiliki keunggulan dibandingkan varian yang beredar saat ini. Beberapa telah mencatat bahwa BA.2.75 yang menyebar di wilayah India ini lebih mudah menular dibanding subvarian sebelumnya yakni BA.4 dan BA.5.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Eropa telah menetapkan Centaurus sebagai varian dalam pemantauan, dalam hasil penelitianya, diketahui barian BA.2.75 juga berkembang biak 2x lebih cepat dibandingkan subvarian BA.4 dan BA.5, namun vaksin masih dapat melindungi.

Mengingat hal ini, BA.2.75 dengan cepat mendapatkan julukan tambahan: "menakutkan", menyebabkan kekhawatiran dan kebingungan di antara orang-orang di seluruh dunia

Namun, berbeda dengan kata para ahli, mereka menyebutkan Covid: Omicron sub-varian BA.2.75 tidak berbahaya. Itu karena sub-varian telah menyebabkan "peningkatan kasus dan kematian yang sangat rendah di India", kata de Oliveira memimpin tim ilmuwan yang menemukan varian Omicron dari Covid

Dari pernyataan tersebut, menurut saya beliau terlalu menyepelehkan hal ini, karena varian BA.2.75  ini masih tergolong baru, dan terdeteksi pertama kali pada awal Juli yang lalu, mutasi virus ini pastinya masih akan terus terjadi dengan cepat sesuai pernyataan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Eropa. Kita tidak akan tahu bagaimana virus ini akan berkembang dan sekuat apa.

Sebaiknya saat ini kita berwaspada, tetap lakukan protokol kesehatan, menerima vaksin booster, dan tetap menjaga jarak demi sesama.

Daftar Pustaka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline