Tanggal 16 Juni 2016 kemarin adalah kali pertama saya mengikuti workshop menulis dan livetweet competition, setelah biasanya berada di seminar mahasiswa arsitektur. Acaranya diadakan Kelompok Kompas Gramedia, khususnya Kompas TV, Harian Kompas dan media warga Kompasiana untuk memberikan edukasi seputar dunia jurnalistik, televisi dan media cetak serta jurnalisme warga yang berlokasi di Gedung FISIP, Universitas Udayana. Karena penasaran dengan kegiatannya, sehari sebelum workshop saya mencari tahu dan menemukan artikelnya yang ditulis oleh akun kompasiana sendiri.
Dari artikel tersebut ada dua hal yang menarik perhatian saya. Pertama, materi yang akan diajarkan saat workshop dan pembicaranya. Dari awal saya memilih untuk mengikuti kelas Blogshop Kompasiana yang ternyata dibawakan oleh Mas Iskandar ‘ISJET’ Zulkarnaen dan Workshop Harian Kompas.
Kedua, ada activity on event yang berupa livetweet competition berhadiah smartphone, voucher Gramedia, merchandise dan beasiswa magang di Kompas TV. Wow! Saya langsung ngiler liat hadiahnya, terutama voucher Gramedia (kebetulan sebelumnya saya membaca pengalaman salah satu Kompasianer tentang pengalamannya membelanjakan voucher Gramedia senilai Rp1.000.000). Dengan muka mupeng ingin tahu, saya langsung ke mbah google mencari tahu apa itu livetweet dan bagaimana cara melakukannya.
Livetweet bisa dikatakan seperti siaran langsung versi media sosial Twitter. Peserta event akan menuliskan setiap kegiatan dan materi yang ia tangkap melalui kicauan sebatas 140 huruf per-postingannya. Biasanya livetweet menggunakan hastag (#) yang ditetapkan panitia event. Peserta juga boleh menyelipkan foto selama livetweet. Ternyata Kompasiana sendiri sudah sering menjadikan livetweet sebagai ajang kompetisi. Setelah membaca beberapa tips tentang livetweet, saya pun mempersiapkan ‘senjata’ dengan men-charge handphone dan powerbank. Saya juga install aplikasi Twitter (selama ini hanya mengakses Twitter via browser) walaupun harus uninstall whatshap karena keterbatasan memori internal handphone.
Dalam praktiknya, ternyata livetweet itu gampang-gampang susah. Livetweet sama saja dengan kegiatan multitasking. Sambil mendengar dan memahami materi tentang menulis dari pembicara, saya harus tetap fokus cuit-cuit di Twitter. Belum lagi menyesuaikan dengan batasan 140 karakter dikurangi beberapa karakter untuk hastag. Saya harus bisa menulis dengan cepat dan tepat. Karena tujuan utama saya datang untuk belajar, livetweet saya jadikan sebagai media untuk mencatat materi yang diberikan pembicara sama seperti saya menulis di buku catatan. Daripada ilmu tersebut saya simpan sendiri, lebih baik dibagi agar orang lain bisa melihatnya melalui Twitter. Kalau menang ya syukur, kalau kalah ya tidak apa-apa. Hadiah itu bonus.
Selama workshop, setiap sesinya mengajari saya banyak hal tentang tulis menulis. Sesi pertama diisi oleh Mas Iskandar, seorang asisten manager Kompasiana yang sharing tentang menulis kreatif di blog dan media sosial. Materi yang dipaparkan adalah seputar manfaat menulis melalui sosial media atau blog, solusi untuk mengatasi hambatan ketika menulis, dan apa yang harus diperhatikan untuk membuat tulisan menarik. Peserta diberikan motivasi untuk menulis. Mungkin bagi kita apa yang kita tulis adalah hal yang biasa, tapi bagi orang lain itu adalah hal yang luar biasa.
Sesi kedua diisi oleh mas Ilham Khoiri, seorang wartawan Kompas yang juga wakil kepala desk Kompas Muda. Di awal materi beliau mengatakan bahwa semua orang punya kesempatan yang sama untuk menulis di Kompas. Mas Ilham memberi materi Tentang berita-berita Kompas khususnya feature. Peserta dikenalkan dengan apa itu feature, ciri-ciri feature, jenis-jenis feature, sumber penulisan feature, proses penulisan feature, dan beberapa tips menulis. Kami dikenalkan dan diajak untuk voting dalam ‘Sosok Bulan Ini’ pilihan pembaca yang sudah dimulai dari 1 Juni kemarin. Mas Ilham juga sharing banyak hal tentang pengalamannya menulis dan bekerja di Kompas, termasuk saat beliau ditahan di Malaysia ketika mau meliput. Bagi teman-teman yang ingin tahu materinya secara jelas bisa melihat livetweet di Twitter dengan hastag #belajarbersamakompasTV.
Akhir sesi ditutup dengan diskusi dan kuis, lalu pengumuman pemenang livetweet. Dalam sesi ini, pemenang livetweet yang terpilih adalah mas Win dan Mbak Sri yang juga Kompasianer dari Bali. Pemenang mendapatkan hadiah berlangganan harian kompas gratis selama 3 bulan. Waahh, senangnyaa..
Setelah mengambil sertifikat, saya pun meninggalkan gedung FISIP dan menuju gedung Teknik yang berada di sebelahnya. Walaupun tidak menang, saya bersyukur sudah bisa menikmati acara workshop dan memiliki pengalaman baru ikutan livetweet. Ilmu gratis, dapat makan siang pula, hehe. Maklum anak kos.
Tidak beberapa lama, panggilan masuk ke handphone saya dari nomor yang tak dikenal.
“Halo.. Dengan Violeta ya? Saya dari Kompas. Kamu terpilih untuk mendapatkan hadiah smartphone. Bisa balik kesini lagi gak?” suara di seberang mengejutkan saya. Saya melonjak kegirangan dan langsung balik ke gedung FISIP. Smartphone tersebut ternyata hadiah untuk pemenang livetweet. Wow, terkadang keingintahuan kecil membawa kita menuju keberuntungan besar. Terimakasih Kompas TV!