Lihat ke Halaman Asli

Viola Eva Reditiya

Mahasiswi Magister

Dewasa Itu Menyebalkan, Makanya Kita Butuh Meme dan Stand-up Comedy

Diperbarui: 1 Februari 2025   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartu Hiburan (Doc. Sendiri) 

Saat kecil, kita berpikir bahwa menjadi dewasa itu keren bisa tidur sesuka hati, makan mie instan tengah malam, dan punya uang sendiri. Tapi kenyataannya? Tidur larut malah bikin migrain, makan mie instan tiap malam bikin asam lambung naik, dan uang yang kita dapat justru lebih sering singgah di rekening listrik, cicilan, dan tagihan lain yang entah muncul dari mana. Menjadi dewasa bukan hanya tentang kebebasan, tetapi juga soal menghadapi realitas yang sering kali absurd. Di sinilah peran meme dan stand-up comedy menjadi penyelamat: mereka mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam kekacauan ini.

Meme bukan sekadar gambar lucu di internet. Ia adalah bahasa universal yang menghubungkan kita dengan orang lain yang menghadapi kesulitan serupa. Saat kita melihat meme tentang gaji yang hanya numpang lewat, bos yang hobi meeting mendadak, atau saldo rekening yang lebih tragis dari drama Korea, kita merasa terhibur karena ternyata banyak orang lain yang mengalami hal yang sama. Humor dalam meme menciptakan solidaritas virtual sebuah pengingat bahwa hidup memang berat, tapi setidaknya kita bisa menertawakannya bersama.

Jika meme adalah humor instan yang bisa dikonsumsi dalam hitungan detik, stand-up comedy adalah seni mendalami penderitaan hidup dengan cara yang jenaka. Komika seperti Hasan Minhaj, Ricky Gervais, atau bahkan komika lokal seperti Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika sering kali membahas hal-hal yang relatable mulai dari tekanan sosial, ketidakadilan ekonomi, hingga absurditas kehidupan kantor. Mereka menyajikan kenyataan pahit dalam bentuk yang mengundang tawa, sehingga kita bisa merasa lebih ringan menghadapi hidup. Kadang, yang kita butuhkan bukan solusi, melainkan pengakuan bahwa hidup memang kacau, dan itu tidak apa-apa.

Humor bukan sekadar hiburan; ia adalah mekanisme bertahan hidup. Para psikolog menyebutnya sebagai coping mechanism, cara otak kita merespons stres agar tidak tenggelam dalam keputusasaan. Ketika kita bisa menertawakan masalah, kita menciptakan jarak antara diri kita dan beban hidup. Humor mengajarkan kita untuk tidak terlalu kaku menghadapi dunia, untuk melihat sisi absurd dari rutinitas yang monoton, dan untuk tetap waras meskipun keadaan tidak selalu berpihak pada kita. Dalam banyak kasus, tertawa bisa lebih menyembuhkan daripada nasihat panjang lebar.

Di tengah dunia yang semakin penuh tekanan, kita butuh sesuatu yang bisa menjadi pelarian sejenak. Jika dulu orang melarikan diri ke dunia fantasi melalui novel atau film, kini banyak yang memilih meme dan stand-up comedy sebagai bentuk eskapisme yang lebih cepat dan langsung mengena. Hidup memang tidak selalu mudah, tetapi selama kita bisa menertawakan kekacauan ini, kita masih punya harapan. Jadi, lain kali saat hidup terasa berat, bukalah galeri meme favoritmu atau tonton stand-up comedy kesayanganmu. Ingat, dewasa itu memang menyebalkan, tapi selama masih bisa tertawa, kita pasti bisa bertahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline