Lihat ke Halaman Asli

Penentuan Masa Depan

Diperbarui: 29 Februari 2016   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa depan bukanlah hal yang dapat kita ketahui begitu saja. Manusia boleh berencana namun Tuhan yang berkehendak, begitulah seruan banyak orang mengenai masa depan atau rencana yang manusia sudah rancang. Memanglah kita tak dapat memastikan masa depan kita seperti apa tetapi kita akan melihat atau setidaknya memperkirakan akan menjadi apa kita kedepannya. Apa yang kita perbuat sekarang akan kita tuai kemudian harinya.

Dasar awal dari pembentukan diri seseorang adalah keluarga, lalu pada tahap selanjutnya selain orang tua faktor paling kuat selanjutnya adalah pergaulan atau dapat dikatakan pertemanan seseorang dalam lingkup hidupnya. Keluarga tak selamanya bersama anaknya 24 jam bersama-sama. Ketika memasuki masa remaja, seseorang akan mulai mempunyai aktifitas lain selain berada dirumah.

Pergaulan yang kita pilih akan mencerminkan diri kita seperti apa. Pada tahap remaja ini, remaja sedang mengalami "masa mencari jati diri" oleh karena itu disaat seperti ini remaja akan sangat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Pergaulan yang membuat dirinya nyaman akan menjadi pilihannya selanjutnya.

Penyuluhan dari orang tua sangatlah dibutuhkan ketika masa ini, ketika dalam proses pencarian jati diri remaja akan memulai menambah wawasannya dalam pergaulannya. Pada tahap ini, akan dilihat bagaimana mereka akan memilih hal yang positif dan negatif. Ketika remaja menghadapi masa dimana mereka harus memilih disaat itulah diri mereka mengalami fase proses pengembangan diri yang disebut fase "labil"

Para remaja akan menghadapi masa dimana mereka akan menjadi labil dan belum berpegang teguh pada prinsipnya. Mereka akan mencontoh dan mengikuti gaya orang lain atau cara berperilaku orang lain yang menurut segi pandang mereka itu baik atau membuat diri mereka menonjol. Tidak selamanya hal yang mereka contoh adalah hal negatif, ada pula yang mengikuti hal yang positif namun tergantung dan kembali lagi kepada remaja tersebut apakah mereka mampu untuk memilih pilihan yang baik atau tidak?

Namun pada kenyataannya, pergaulan remaja pada zaman modern ini para remaja sudah terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik. Dasar yang tidak kuat menjadi salah satu alasan mengapa dapat terjadi hal seperti ini. Melanglah tak semuanya terjerumus kedalam hal yang tidak benar, namun jumlah remaja yang sudah terjerumus sangatlah memprihatinkan.

Ketika kecil mereka adalah seorang anak kecil yang baik dan polos namun ketika mereka beranjak remaja seketika mereka berubah menjadi monster kecil di keluarga mereka. Bukankah sungguh ironis ketika kita menelaah lebih lanjut tentang hal ini?

Pada kasus seperti ini, orang tua pun tidak dapat dipersalahkan. Mengapa demikian? Karena, mereka telah berusaha membangun dasar yang kuat kepada anak mereka, namun bagaimanapun seorang anak akan bertumbuh dewasa dan meninggalkan orang tuanya. Ketika masa itu datang, orang tersebut akan memilih jalan hidupnya sendiri dengan kata lain kemana mereka akan melanjutkan kehidupannya.

Ketika kita membangun sebuah jati diri namun prinsip yang kita punya tak kita pegang teguh, jati diri tersebut akan mudah hancur nya dengan berbagai hal yang merusak jati diri kita tersebut.

Di zaman globalisasi ini, banyak sekali hal yang sudah melenceng dari nilai dan aturan dari norma yang berlaku. Seperti halnya, kaum LGBT. Memang di negara lain sudah di setujui bahwa LGBT sudah di resmikan dan tak menjadi masalah, namun pada dasarnya bukankah manusia diciptakan berpasangan pria dan wanita?

Padahal, dahulu jika menyukai sesama jenis adalah hal yang tidak baik atau dilarang oleh masyarakat namun pada saat ini, bagi masyarakat sekitar menyukai sesama jenis adalah hal biasa, pola hidup masyarakat pun terjadi penurunan. Pergaulan bukanlah hal yang mengerikan, namun ketika kita menanggapi dan tak dapat memilah dengan benar, kita pun akan terjerumus. Ketika pada awalnya kita menyukai lawan jenis lalu setelah itu kita salah pergaulan kita mulai menyukai sesama jenis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline