Lihat ke Halaman Asli

Menggapai Bintang

Diperbarui: 24 November 2016   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ia hanya seorang karyawan biasa, tak ada yang istimewa dimata para tetangga sekitarnya. Namun  dia begitu sadar dan sangat paham akan arti pentingnya pendidikan bagi anak anaknya. Perkembangan dunia begitu cepatnya,  jika anak-anaknya kelak tidak dibekali dengan ilmu pengetahuan, maka dipastikan cepat atau lambat mereka akan tergerus oleh kemajuan jaman, untuk itu ia bertekad agar generasi penerusnya benar-benar mendapatkan pendidikan yang bagus dan tinggi, supaya masa depan mereka jauh lebih indah dan bermakna.

Ia sangat sadar dan sesadar sadarnya,  tanggung jawabnyalah, sebagai orang tua untuk menjadikan anak-anaknya lebih maju dari dirinya, sekaligus memberikan pendidikan yang jauh lebih baik sebagai bekal hidup mereka. Ketika sebagian para orang tua di kampungnya berpikiran pendidikan anak cukup hanya sampai Sekolah Menengah Pertama saja, untuk selanjutnya  mereka bisa bekerja membantu di ladang-ladang mereka, namun tidak bagi Mang Diman, panggilan akrabnya.

Kadang Mang Diman begitu prihatin melihat pola pikir mereka, padahal sebenarnya mereka termasuk para keluarga yang tidak begitu kekurangan, bahkan beberapa dari mereka jauh lebih baik secara perekonomian bila dibandingkan dengan dirinya, sehingga akan sangat mudah bagi mereka kalau hanya sekedar menyekolahkan anak anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi, bahkan sampai perguruan tinggi sekalipun.

Berbeda dengan Mang Diman, Tekadnya sangat kuat, apapun caranya, anak anaknya harus berpendidikan tinggi, harus jauh lebih maju dan lebih baik dari pada dirinya, tak peduli rumah makin kelihatan Tua, atap rumah banyak yang bocor, dinding-dinding mengelupas, baginya anak anak jauh lebih penting daripada apapun yang dia miliki saat ini.

Sedikit gambaran tentang kampung  dimana Mang Diman tinggal, mereka masih beranggapan dan kurang memahami akan pentingnya pendidikan buat masa depan anak-anak mereka, masih banyak pola pikir yang penting punya ijazah, apapun itu ijazahnya, ijazah bagi sebagian mereka hanyalah selembar kertas yang menandakan bahwa mereka pernah mengenyam bangku sekolah, tidak lebih sebagai penghias almari saja,  untuk selanjutnya akan melanjutkan aktifitas pokok,  membantu bekerja di ladang orang tua mereka.

Bisa dihitung dengan jari, anak-anak di kampungnya yang mengenyam pendidikan sampai Perguruan Tinggi. Sebagian orang tua masih belum paham dan masa bodoh akan artinya Pendidikan, beberapa dari mereka bahkan pesimis tidak mampu membiayai pendidikan anaknya sampai selesai. Padahal kalau mereka mau dan bertekad, ada saja jalan. Rejeki sudah ada yang mengatur, apalagi buat pendidikan anak anaknya, ada saja rejeki yang datang saat tiba waktunya pembayaran, “Ujar Mang Diman  lebih lanjut”.

Dirinya merasa bersyukur bahwa anak anaknya mempunyai tekad yang kuat dengan terus giat belajar untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Mereka sangat antusias, dan ingin segera meyelesaikan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Sebagai orang tua,  dirinya sekedar tinggal mendampingi dan mendorong dari belakang, biarlah saya yang memikirkan segala kebutuhan biaya mereka, mereka tidak usah merasakan susahnya mencari biaya, tugas mereka  cukup belajar yang rajin dan berusaha jadi yang terbaik, semoga cita cita mereka terwujud sehingga bisa membanggakan orang tuanya dan  semoga bisa mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dari dirinya saat ini, lebih lanjut dia mengungkapkan harapannya.

Baginya menuntut ilmu setinggi tingginya akan sangat bermanfaat, selain bagi diri sendiri juga buat lingkungan dan orang lain, sekaligus dapat dijadikan ladang ibadah buat dirinya maupun orang tuanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline