Memaknai Kerukunan Hidup Dalam Konteks Biblis, Mzm. 133
(By: V. Al Hayon, Suswati D. Aldrin)
Topik dari Mazmur 133 adalah "Hidup bersama dengan rukun." Atas topik ini ada satu keyakinan bahwa kehendak untuk hidup rukun bersaudara ada pada semua umat beriman, baik itu pada tataran mikro maupun makro.
Teks Mazmur ini adalah juga nyanyian ziarah yang secara umum dinyanyikan ketika umat Israel dari berbagai pelosok desa, kota dan negara bahkan belahan dunia berbondong-bondong ke pusat perayaan akbar di Yerusalem. Biasanya berkisar pada hari-hari menjelang perayaan Paskah Yahudi.
Liryk Mazmur ini terbentuk dari penyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pure fraternity (kerukunan hidup dan persaudaran sejati), yang dapat diurai sebagai berikut, pertama, "Sungguh alangkah baik dan indahnya". Browning (2016) dalam Kamus Alkitab menguraikan bahwa "Kata "baik" di sini bukan ada pada level "baik biasa", karena kata itu diterjemahan dari kata "TOV" (Tulisan Ibraninya: ).
Kata "TOV" (= ) ini muncul pertama kali pada kitab Kejadian pasal 1:31; "Tuhan melihat segala sesuatu yang diciptakanNya "Sungguh Amat Baik". Lembaga Alkitab Indonesia menggunakan tiga suku kata; "Sungguh, Amat, dan Baik", untuk mengartikan teks Ibrani TOV yang di pakai oleh Mazmur 133; "Sungguh alangkah baik" atau TOV.
Dengan demikian kata "baik" yang dimaksud dalam Mazmur 133 itu bukan "baik" berdasarkan ukuran manusia, tetapi ukuran dari pihak Tuhan, (adalah "sungguh amat baik").
Kedua, "Apa yang dibuat sehingga disebut baik?" Serupa ketika orang berdiam dengan rukun, itu lah ukuran dari "baik". Duduk diam itu artinya duduk bersama atau hadir bersama dengan rukun. Kata rukun di sini diterjemahkan dari kata YA-HAD, artinya bukan cuma rukun tetapi mengandung arti kedua, "damai dan harmonis". Jadi kandungan arti lainnya adalah "duduk bersama tanpa ada pertikaian dan suasana yang dibangun adalah harmonis".
Teks mzm 133 ini sangat berkaitan erat dengan realitas jalinan persaudaraan antara Israel Utara dan Israel Selatan yang sering konflik, hidup tidak damai dan tidak harmonis. Karena itu Mazmur ini adalah refleksi atas realitas yang diangkat penulisnya (Daud) dengan visi dan harapan bahwa betapa kemudian dari perbedaan (karena konflik itu) besar ini, mereka duduk sama-sama lalu menganggungkan tentang tidak ada pertikaian, bahwa kami sedang harmonis.
Ketiga, penegasan pernyataan "sungguh amat baik" pada ayat ke-3 terakhir dari Mazmur 133 ini bunyinya: "Tuhan perintahkan berkat" selalu untuk dan pada situasi yang "sungguh amat baik" (damainya, keharmonisanya, dan rukunnya). "Ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat".
Atas ayat ini tampil pertanyaannya seperti ini, "Model berkat yang bagaimana yang mau disampaikan Daud?" Tentunya model berkat itu "melimpah ruah seperti minyak di kepala Harun meleleh ke jangut dan sampai ke leher jubahnya".