Lihat ke Halaman Asli

Susahnya Jadi Baik

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tahun sekolah tempat saya bekerja selalu mengadakan bakti sosial. Gak banyak sih..paling sekitar 250 paket sembako yang terdiri dari 1,5 kg beras, 250 ml minyak goreng, 1 kg gula, dan 3 mie instan. Yah cukuplah untuk masyarakat sekitar sekolah. Karena saya asli kampung tersebut maka sayalah yang diutus sekolah untuk menyebar kupon sembako tersebut. Amanat itu saya jalankan dengan hati-hati karena  masalah pembagian sembako dapat menjadi masalah besar. Salah sasaran maka sayalah yang jadi sasaran tumpahan keluhan. Mending kalau keluhan la kalau caci maki?Saya pelajari peta di kampung saya, ada berapa RT, 1 RT ada berapa KK yang membutuhan bantuan. Begitu sudah yakin maka saya mendatangi ketua RT. Biasanya sih para ketua RT akan bilang kalo kupon tidak sebanding dangan warganya yang membutuhkan. Artinya kupon tersebut kurang banyak. dengan rendah hati saya meminta maaf dan mengatakan bahwa kemampuan kami baru bisa segitu dan bahwa masih banyak RT yang harus saya beri kupon.Beberapa tahun yang lalu saya sebar kupon lewat ketua RW, saya kena komplain karena ada RT yang tidak kebagian atau Pak RW hanya memberi para saudaranya dan orang-orang yang dia sukai. Tahun berikutnya kupon saya sebar lewat RT, eeee tetap aja kena komplain katanya Pak RT gak adil. Nah lo....Tahun ini kupon saya sebar lewat seorang yang terkenal sebagai preman kampung dan kebetulan sebagai penjaga malam sekolah saya. Saya katakan kepada beliau saya capek dikomplian terus, ini ada kupon sekian terserah bapak mau diapain, mau disebar, mau dibuang, mau dipakai sendiri terserah. Tanggapan beliau hanya tertawa keras dan siap menjalankan tugas. Pagi harinya si bapak ini menemui saya dan bilang tugas dijalankan, dia memang menemui setiap RT dan mengatakan bahwa jatah hanya segini, mau komplain, mau marah silahkan ke dia jangan ke sekolah. Masalah selesai? Oww tentu tidak karena masih ada 1 orang yang bilang "ibu kok saya gak dapat kupon?" Agrrrrrrrrrrrrrrrr.........




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline