Lihat ke Halaman Asli

Dewon

Sigma

Artis Indonesia Harus Belajar dari Paus Fransiskus daripada Pamer Melulu

Diperbarui: 19 September 2024   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada 3 September 2024 merupakan hari momen yang bersejarah, hal ini dikarenakan karena kedatangannya Paus Fransiskus ke Indonesia. Paus Fransiskus merupakan Paus ke 3 yang telah datang ke Indonesia, sebelumnya terdapat Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus pada tahun 1989. Kedatangannya Paus Fransiskus merupakan momen yang sangat ditunggu oleh semua umat Katolik sebab, seorang Paus merupakan sebuah pemimpin dari segala gereja Katolik. Paus Fransiskus sendiri dikenal sebagai seorang pemimpin dengan sikap rendah hati, memiliki gaya hidup yang sederhana, menyoroti nilai-nilai yang masyarakat kerap lupa dalam dunia dan kehidupan modern. Paus Fransiskus sendiri tidak pernah menampilkan sikap sombong akan kemewahan ataupun kekuasaannya melainkan, lebih menampilkan sikap ramah, peduli, dan penuh kasih sayang.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus secara tegas menolak kemewahan yang biasanya diberikan kepada tokoh-tokoh besar. Bukannya menggunakan kendaraan mewah atau menginap di hotel-hotel berbintang 5, Paus lebih memilih kendaraan biasa dan tempat menginap yang sederhana. Sikap ini sangat berbeda dengan kebiasaan banyak figur publik, terutama di dunia hiburan Indonesia di mana kemewahan sering kali menjadi derajat keberhasilan dan status sosial. Pilihan hidup Paus Fransiskus menjadi bukti dengan tren gaya hidup selebritas di Indonesia yang kerap memamerkan harta benda, seperti rumah megah, mobil mewah, dan koleksi barang bermerek.

Paus Fransiskus tidak hanya datang untuk bertemu dengan para pemimpin politik dan tokoh-tokoh penting di Indonesia. Ia juga meluangkan waktu untuk mengunjungi KWI untuk bertemu difabel hingga orang miskin. Dalam pertemuan ini, Paus mendengarkan cerita dan keluh kesah mereka, sebuah tindakan yang jarang dilakukan oleh tokoh dunia sebesar dirinya. Tindakannya ini mengingatkan kita bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang memiliki kepedulian terhadap rakyat, bukan sekadar orang yang menempati posisi tinggi atau memiliki kekayaan melimpah. Paus Fransiskus menekankan bahwa kekuatan seorang pemimpin terletak pada sikapnya, bukan pada status sosial atau materi yang dimilikinya.

Sebaliknya, terdapat berbagai artis Indonesia yang sering menunjuki gaya hidupnya yang mewah. Para artis gemar memamerkan kemewahan mereka, baik dalam bentuk rumah mewah, mobil sport, hingga koleksi pakaian dan barang-barang bermerek. Tidak jarang, sikap ini disertai dengan tindakan yang terkesan arogan, yang seolah-olah memandang rendah orang-orang yang tidak memiliki kekayaan serupa. Seperti Willie Salim atau Richie Nick yang sering sekali membuat konten-konten dengan barang-barang mewah yang memiliki harga yang sangat mahal. Bahkan, beberapa artis di Indonesia sering kali menggunakan orang-orang miskin atau difabel untuk mendapatkan keuntungan lebih dalam konten “Berbagi” yang dapat dinyatakan bahwa “Berbagi” dengan cara yang tidak tulus.   Meski tidak ada yang salah dengan menikmati hasil kerja keras, namun, ketika kemewahan dijadikan alat untuk menonjolkan status dan kekuasaan adalah tindakan yang salah. Artis-artis sebagai figur publik yang seharusnya menjadi panutan, namun malah menunjukkan contoh yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan dan kepedulian sosial terutama sebagian dari pengikut mereka adalah anak di bawah umur dan mungkin menumbuhkan sifat yang buruk bagi anak penerus bangsa. Kedatangan Paus Fransiskus dengan segala kesederhanaannya mengingatkan kita bahwa, nilai seorang pemimpin atau figur publik tidak terletak pada kemewahan yang mereka miliki melainkan, pada sikap mereka terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.

Dari kunjungan Paus Fransiskus kita diingatkan kembali bahwa kita harus belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang tidak diukur dari bentuk fisik, status sosial ataupun kekayaan yang mereka miliki, tetapi akan nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian dan sikap rendah hati.

Refrensi: 

-https://news.detik.com/kolom/d-7523776/makna-kunjungan-paus-ke-indonesia 

-

https://www.presidenri.go.id/#:~:text=Kunjungan%20Paus%20Fransiskus%20ke%20Indonesia,memperkuat%20dialog%20antaragama%20di%20Indonesia

-https://www.detik.com/jogja/berita/d-7522213/kunjungan-paus-fransiskus-ke-indonesia-adalah-perjalanan-apostolik-apa-itu 

-https://www.rri.co.id/nasional/952533/cara-mengikuti-misa-akbar-paus-fransiskus-di-gbk#:~:text=Yakni%20di%20Stadion%20GBK%20dan,17.00%20WIB%20hingga%2018.30%20WIB

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline