Lihat ke Halaman Asli

Ayam atau Telur, Baik atau Jahat?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

berbicara tentang kebaikan, kadang saya jadi bertanya-tanya.

"emangnya ada orang baik? di dunia?"

bukannya kenapa-kenapa. menjadi baik itu bukan perkara gampang.
baik untuk kita belum tentu baik untuk orang. baik untuk orang, bisa jadi buruk untuk kita.
jadi bagaimana caranya kalau kita mau jadi orang baik? bisa jadi kita harus berlaku seolah itu baik untuk kita, padahal sebenarnya tidak. bukankah itu berarti bohong? emangnya bohong itu baik?

dalam dunia akademis, dunianya orang-orang pintar (atau sok pintar), ada istilah "white lie". yakni sebuah kebohongan yang dibungkus sedemikian rupa dengan rapinya sehingga tidak tercium sebagai sebuah kebohongan, melainkan sebuah kebenaran. jikalau akhirnya diketahui bahwa itu adalah sebuah kebohongan, maka akan muncul alasan 'kebetulan' untuk membelokkan kebohongan itu dari sebuah kejahatan.
apakah kebohongan versi ini masih bisa dibilang baik?

sekarang, bagaimana dengan orang jahat?

apakah menjadi jahat selalu salah? banyak yang bersikap jahat untuk alasan kebaikan?
"saya berkata jahat (dan jujur) kepada anda, karena saya ingin anda maju!"
lalu, apakah situasi itu masih pantas dilabeli cap "kesalahan"? atau "kejahatan"?

perkara baik dan jahat memang susah ditebak. susah ditelaah. susah dipastikan.

ibarat hati yang sedang jatuh cinta (boleh dong colongan :D), kata orang bisa berubah-ubah. hari ini suka , besok benci, lusa naksir, minggu depan ilfil. orang jahat bisa jadi baik. orang baik bisa jadi jahat.
lihat saja berapa banyak figur di sekeliling kita ,yang dulu dielu-elukan karena kebaikannya, kemudian 'digelari' seorang yang jahat beberapa tahun setelahnya. untuk alasan apa? alasan yang tidak bisa dipastikan juga kebenarannya.

saya pribadi merasa saya adalah orang yang baik. saya rela berkorban untuk teman. rela mendengar cerita teman. rela berpura-pura tersenyum demi teman. loh, jahat nggak kalau begitu? kalau itu jahat, berarti saya juga orang jahat.

ya sudahlah. anggap saja nggak ada orang baik di dunia. nggak ada juga orang jahat di dunia.
yang ada hanya, orang yang bisa jadi baik dan jahat, pada saat tertentu, waktu tertentu, tergantung keinginan, tergantung kebutuhan. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline