Lihat ke Halaman Asli

Vinka Kristy Andriani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik'18

"Ngenest" dan "Crazy Rich Asians", Dua Film yang Relatable dengan Kehidupan Masyarakat

Diperbarui: 3 Maret 2021   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: imdb.com

Menonton film menjadi hal yang asyik ketika dilakukan bersama keluarga maupun dengan teman. Melalui film, kita mengetahui berbagai macam perspektif dan juga pengetahuan baru yang belum kita dapatkan sebelumnya.

Ketika kita berbicara mengenai film yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan kita, terdapat dua film yang terlintas dipikiran saya. Film tersebut ialah “Ngenest” yang dirilis pada tahun 2015 dan “Crazy Rich Asians” yang dirilis pada tahun 2018. 

Film “Ngenest” (2015) merupakan salah satu film Indonesia yang mengangkat cerita mengenai keresahan seorang Ernest Prakasa mengenai keberadaannya sebagai orang minoritas di Indonesia.

Pada film “Crazy Rich Asians” (2018), film tersebut merupakan salah satu film yang diangkat dari novel yang memiliki judul yang sama dengan filmnya. 

Kesan saya ketika menonton kedua film tersebut ialah perasaan terenyuh karena kedua film tersebut sangat relatable dengan kehidupan kita. Sehingga, saya dapat mengatakan bahwa film tersebut dapat memberikan dampak yang baru bagi kehidupan kita!

Isu Perbedaan Kelas Sosial dan Budaya pada Film "Ngenest" dan "Crazy Rich Asians"

Kedua film ini memiliki isu yang sangat mirip, yaitu mengenai perbedaan kelas sosial dan budaya yang terkandung dalam film tersebut. Ke dua isu ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehidupan kita di tengah masyarakat.

Film “Ngenest” memiliki isu yang sangat melekat dengan kehidupan kita, terutama bagaimana film tersebut dapat membuat masyarakat mengubah persepsinya mengenai etnis tionghoa. 

Sedangkan, film “Crazy Rich Asians” lebih menyoroti bagaimana kelas sosial dan perbedaan budaya Cina-Amerika dapat diterima dengan baik oleh keluarga Nick Young.

Isu tersebut diangkat karena isu tersebut seringkali terjadi di tengah masyarakat. Namun, masyarakat seringkali menutup matanya ketika isu tersebut muncul kembali. Sehingga, isu tersebut dibuat untuk menyadarkan kita sebagai masyarakat agar tidak menutup mata mengenai isu sosial tersebut.

Film sebagai Komunikasi Massa

Menurut McQuail dalam Oktavianus (2015), film memiliki peran sebagai sebuah sarana baru yang dapat digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu, seperti menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Selain itu, film juga memiliki dampak tertentu terhadap penonton, seperti dampak psikologis dan dampak sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline