Semarang ( 30/7) -- Pandemi memang merubah banyak kebijakan, salah satunya dibidang kesehatan. Tingginya kasus COVID-19 menyebabkan beberapa program kesehatan seperti Posyandu yang diadakan secara berkerumun ditiadakan. Namun hal ini sangat menyulitkan Puskesmas untuk mendapatkan data tentang Kesehatan masyarakat khususnya balita. Maka dari itu, kader Kesehatan yang sudah dilatih tetap menjalankan posyandu keliling secara door to door setiap minggunya.
Kader kesehatan merupakan relawan dari masyarakat dalam bidang kesehatan. Tugas kader kesehatan di sebagian wilayah pada saat pandemi masih dibutuhkan. Mereka harus tetap melakukan kontak dengan masyarakat untuk mendata kesehatan balita. Sehingga dibutuhkan perhatian khusus terhadap kesehatan pada kader kesehatan.
Pada tahun ini, merupakan tahun kedua KKN UNDIP dilakukan secara daring/online berdasarkan domisili masing-masing mahasiswa. Kegiatan KKN dilaksanakan dari tanggal 30 juni 2021 sampai 12 Agustus 2021 dengan mengangkat tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs".
Vinka Dwi Anggita mahasiswi Kedokteran Universitas Diponegoro mengadakan program pelatihan cuci hidung dan juga screening penyakit Hipertensi dan juga Diabetes Melitus yang merupakan penyakit Comorbid Covid-19 terbanyak di Indonesia.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2021 yang bertempat di rumah ibu Ratna Ketua Kader Kesehatan Rowosari. Kegiatan dilakukan secara offline sesuai dengan permintaan pada kader tetapi tetap menerapkan protokol ketat. Kegiatan dimulai dengan melakukan pengecekan tekanan dan gula darah, serta penjelasan tentang hasil pengecekan. Selanjutnya dilakukan penjelasan mengenai penyakit comorbid Covid-19 yaitu Diabetes Melitus dan Hipertensi.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pelatihan cuci hidung yang benar sebagai salah satu upaya pengaktifan kembali Kader Kesehatan Rowosari dan melatih teknik Cuci Hidung yang benar sesuai dengan anjuran dokter.
" Senang juga bisa cek kesehatan gratis dan juga mendapatkan ilmu tentang cuci hidung. Saya juga jadi tahu bahwa cuci hidung yang benar menggunakan larutan NaCl 0,9% bukan campuran garam dapur dan air biasa karena bahaya kalau airnya tidak steril, kapan-kapan diadakan lagi ya mbak supaya para kader semangat menjalankan tugasnya.." Ujar Ibu Ning salah satu pengurus Kader Kesehatan.
Pada akhir acara, peserta diberikan buku panduan mengenai materi yang telah disampaikan saat edukasi. Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini para kader kesehatan yang mempunyai penyakit Comorbid covid-19 menjadi lebih berhati-hati dan memperketat protokol kesehatan saat bertugas. Para kader kesehatan juga menjadi semangat kembali dalam menjalankan perannya.