Lihat ke Halaman Asli

Vini Afianti

Memposting hal hal yang dianggap perlu diposting

Pengantar Umum Ekonomi Makro

Diperbarui: 7 Maret 2019   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

2.1 Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata "oikos atau oiku" dan "nomos"  yang  berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga. 

Tentu saja yang di maksud dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak --anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas, yaitu rumah tangga bangsa, negara, dan dunia. Ekonomi makro juga merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang memfokuskan kajian terhadap mekanisme kerja perekonomian suatu bangsa secara menyeluruh. Karena pada dasarnya ekonomi makro memiliki tujuan untuk mengerti dan memahami peristiwa atau kejadian seputar perekonomian dan berusaha untuk membuat suatu rumusan yang menjadi solusi untuk memperbaki kebijakan ekonomi yang ada.

Makro ekonomi sendiri merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Hubungan yang di pelajari dalam ekonomi makro adalah hubungan kausal antara variabel-variabel agregatif (keseluruhan). Di antara variabel-variabel yang di maksudkan adalah tingkat pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga, investasi nasional (pemerintah maupun swasta), tingkat tabungan, belanja pemerintah, tingkat harga-harga umum, jumlah uang yang beredar (inflasi), tingkat bunga, kesempatan kerja , neraca pembayaran  (export dan import), dan lain-lain. 

Mempelajari agregat memungkinkan kita memandang gambaran yang besar. Dalam makro ekonomi kita melihat jajaran luas peluang dan kesulitan yang menghadang ekonomi sebagai suatu keseluruhan. Seperti contoh ketika produk nasional naik, output kebanyakan komoditi, dan pendapatan kebanyakan orang biasanya akan naik. Ketika tingkat harga naik, hampir semua orang dalam ekonomi terpaksa membuat penyesuaian. Dan ketika tingkat pengangguran naik, pekerja menanggung risiko lebih tinggi untuk kehilangan pekerjaan mereka dan menderita kerugian dalam pendapatan mereka. 

Gerakan ini dalam agregat ekonomi dikaitkan kuat dalam persoalan ekonomi kebanyakan individu :kesehatan industri dimana mereka bekerja dan harga barang yang mereka beli. Asosiasi ini merupakan alasan penting mengapa kita belajar makro ekonomi.
Makro ekonomi tidak hanya menarik karena membahas berbagai masalah penting, tetapi juga mempesona dan menantang. Karena dapat mengurangi rincian yang rumit tentang perekonomian ke arah hal-hal pokok yang lebih sederhana. Hal-hal pokok terseut terletak pada interaksi antara barang, tenaga kerja, dan pasar modal dari perekonomian. Dalam membahas hal-hal pokok tersebut, kita harus mengesampingkan rincian perilaku unit-unit ekonomi individu, seperti rumah tangga dan perusahaan, atau proses penentuan harga di pasar tertentu, atau efek monopoli terhadap suatu pasar.

2.2 Sejarah Ekonomi Makro

Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun 1929-1933 yang dikenal sebagai Depresi Besar, ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi Mikro-Makro. Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum Depresi Besar adalah perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan umum digunakan model Walras (Walrasian economics). Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap pelaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik yang mengakibatkan masyarakat dalam perekonomian makin makmur dan adil. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia. Sedangkan produktivitas yang membaik adalah buah dari persaingan yang memaksa manusia melakukan spesialisasi.

Namun, tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami masalah ekonomi dalam proses pertukaran. Misalnya, sampai batas-batas tertentu akan tejadi kelebihan tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran. Ini dapat menimbulkan kelesuan ekonomi. Tetapi tidak akan penah terjadi kelesuan yang bersifat umum dan berjangka panjang sebab mekanisme pasar akan melakukan koreksi masdiri sehingga perekonomian akan kembali pulih seperti sedia kala.

Sayangnya, Depresi Besa membuyarkan keyakinan terhadap hipotesis ekonomi klasik. Sebab, Depresi Besar terjadi dalam jangka waktu yang lama (1929-1933) dan menimbulkan masalah-masalah besar.

Untunglah dalam keadaan yang genting seperti diatas, seorang ekonom inggris, John Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk memperbaiki kedaan melalui bukunya yang terbit tahun 1936. Dalam bukunya, Keynes menyampaikan dua hal pokok . yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran hipotesis klasik tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zama Adam Smith. 

Menuut Keynes, kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran. Berkaitan dengan kritik tersebut, Keynes menyampaikan pokok pikiran yang kedua berupa usulan pemulihan dengan memasukkan peranan pemerintah dalam peekonomian dalam rangka mentimulir sisi pemintaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline