Lihat ke Halaman Asli

[FSC] Merindukanmu, Myblueprince!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

13 Agustus 2011

05.46

Jember, Semeru Street.

Dear, Myblueprince….

Hari ini aku mengenangmu. Tersenyum sendiri memandang wajah manis di lembar fotomu. Foto berdua saat kita merayakan hari ulang tahunmu. Ah…, aku jadi teringat saat ulang tahunmu beberapa bulan silam. Bulan Mei 2011. Sangat jelas diingatanku.

Lima menit kakiku bertahan di sela-sela kaki kursi. Menggoyang perlahan sebagai tanda aku sedang menanti. Aku menantimu, Myblueprince! Menanti kedatanganmu yang serasa seabad dilanda kesepian.

Saat itu aku pun membuat surat. Seperti biasanya aku selalu membuat surat cinta untukmu. Namun bukan hanya sepucuk surat yang menemaniku dalam penantian saat itu, Myblueprince. Ada hal lain yang tergeletak manis di sampingku. Berharap nantinya kau akan menerima keberadaanya.

Myblueprince, mengapa kau sungguh lama? Sepuluh menit kau tak kunjung tiba. Jangan kau lewatkan hari ini dengan sia-sia. Aku masih menunggumu kala itu, Myblueprince!

Derum sepeda motor menggema di setiap sudut telingaku. Responnya sungguh cepat bahkan lebih cepat dari bandwidth jaringan yang kau pakai untuk membuka jejaring sosial populer. Itu bunyi sepedamu dan artinya kau telah tiba!

Aku sangat ingat kau menggunakan kemeja yang menurutku bisa berbah warna. Ya, karena jika terkena sinar matahari akan berbeda warna yang dipancarkan jika kulihat dari paparan sinar lampu.

“Selamat ulang tahun, Sayang…!” ucapku menyambut kedatanganmu. Ingatkah kau dengan semua itu? Tanpa basa-basi kuserahkan hadiah spesial dariku. Karena benda itu sudah tak sabar ingin mengejutkanmu, aku pikir sih, hehe…!

Senyumanmu masih sangat kuingat. Tulus dan bahagia. Mata indah di balik kacamata berbingkai coklat itu memancar haru. Sebuah kecambah ajaib yang kubeli secara online bertuliskan “I Love You” dan “Happy Birthday!” menyembul dari dalam tanah di pot mungil. Sebagai pelengkap kepuasan batinmu, kusemat pita biru melingkar di pot kecil itu.

Sejurus kemudian kuserahkan sepucuk surat yang sangat indah jika kau lihat dari amplopnya saja. Benar, kan? Aku yakin kau suka. Karena amplop itu berhiaskan gambar melodi yang seakan melantun syahdu di sisi ujung amplop yang berwarna biru. Aku sangat tahu kau menyukai musik.

Sejenak kau memahami suratku hingga kau mengucapkan, “Ya, aku maumenjadi yang terakhir untukmu, Mypurpleangle,” sesuai dengan pertanyaan di akhir suratku, bahwa aku ingin kau menjadi yang terakhir. Semoga itu adalah hadiah teristimewa untukmu.

Aku masih memandang lengkung senyummu di foto ini, Myblueprince. Aku merindumu. Jika kau usai membaca suratku ini, segeralah membalas, Sayang. Aku selalu menunggu balasan suratmu yang kuharap cepat mengepak sayap sampai di depan jendela kamarku.

Aku harap di sana kau selalu sehat dan baik-baik saja. Aku akan menunggumu di sini. Jarak bukanlah hal yang buruk, bukan? Kita bisa menyatu dan kita akan bersatu.

With Love,

Yourpurpleangle

Penulis: Vindy Putri Nomor Peserta: 132

Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi .dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline