2022, banyak orang yang berkata bahwa tahun ini adalah tahun yang buruk. Mungkin memang benar, harga naik di mana-mana, kesulitan mencari kerja yang juga saya rasakan, serta banyak hal-hal yang memberatkan kita secara ekonomi. Namun, bagi saya 2022 adalah tahun yang cukup membahagiakan, juga memberikan banyak pelajaran berharga. Apa sajakah pelajaran yang saya pelajari?
1. Keluarga Tidak Harus Terikat Darah
Blood is thicker than water, begitulah ujar beberapa orang. Namun, terkadang ikatan darah tidaklah diperlukan untuk menganggap orang lain saudara kita. Itulah yang saya pelajari dan rasakan selama 2022.
Menjadi bagian dari Keluarga Mahasiswa Buddhis Ashokavardhana, terkhususnya sebagai pemimpin mereka, memberikan saya makna baru tentang apa itu keluarga. Keluarga bukanlah seseorang yang harus secara terang-terangan terikat dengan kita dengan hubungan biologis, namun juga emosional.
Mereka memberikan apa yang saya cari selama ini, rumah yang aman untuk saya berpendapat dan bercerita. Mereka memberikan saya makna baru tentang hidup. Tak ayal, ketika di akhir periode jabatan saya harus meninggalkan mereka, ada sedikit kehilangan dalam jiwa saya.
Namun, selain dengan organisasi saya, kekeluargaan bahkan persahabatan sangat terasa ketika saya berhasil menemukan kawan yang baik. Memang benar ternyata, bergaul dengan orang yang tepat adalah suatu bentuk berkah utama, dan saya berhasil membuktikan itu. Memiliki kawan yang selalu ada di suka dan duka, bersedia untuk menerima dan memberikan pertolongan, serta memiliki frekuensi pembicaraan yang sama adalah suatu berkah yang tak ternilai.
2. Gagal adalah Kewajaran