Lihat ke Halaman Asli

Vincent Setiawan

A person who loves to write and inspire others

Bukti Lebih Penting dari Kesaksian

Diperbarui: 30 Mei 2022   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source : Pojoksatu.id 

Sebagai seseorang yang pernah berpindah agama dari Kristen Protestan ke Buddhisme, saya paham betul mengenai keinginan menggebu-gebu untuk menyebarkan agama yang baru saja dianut. Dan hal ini juga banyak dilakukan, bahkan difasilitasi oleh organisasi-organisasi keagamaan. Bahkan, seringkali kesaksian dijadikan sebagai pengganti ceramah yang seharusnya dilakukan.

Akan tetapi, sebagai seseorang yang berpindah agama, saya mulai bertanya-tanya, emangnya sepenting itu ya kesaksian? Bukankah lebih penting pembuktian bahwa kita telah "menjadi baru" lah yang terpenting?

Pertanyaan tersebut lantas saya bawa selama 2 tahun sejak saya berpindah dan baru saya dapatkan jawabannya beberapa hari lalu lewat kasus Nania Idol.

Dalam kasus Nania Idol, beliau seringkali menceritakan bahwa perpindahan agamanya ke Kristen adalah sesuatu yang "worth the pain". Kira-kira seperti itulah ya. 

Dan hal ini jelas, membakar semangat banyak orang Kristen termasuk ibu kandung saya sendiri. Namun, setelah sekian waktu menjadi seorang Kristen, beliau pun akhirnya memutuskan untuk kembali menjadi seorang muslimah. Adakah yang salah? Tidak. Tetapi, coba kita lihat bagaimana respon dari sebagian kecil orang Kristen.

Image Source: DIALOG INTERAKTIF: NANIA IDOL B1K1N H3B0H MURT4D SEB3NT4R, MUAL4F K3MUD14N. K0K B1SA? - YouTube 

Dalam gambar tersebut jelas sekali ada tendensi yang hendak disampaikan, meskipun dalam keseluruhan khotbah tersebut tidak terlalu menyalahkan Nania. Namun, nada menyalahkan malah terlihat dari komen-komen yang ada dalam video tersebut. Ucapan seperti "Nania tidak mampu memikul salib", "Nania melacurkan diri kepada Jin", dan lainnya terlihat secara sempurna. 

Hal ini menjadi meyakinkan saya, bahwa memang sesungguhnya ajaran agama yang coba disebarkan lewat kesaksian, bisa dibilang sebagai cara penyebaran iman yang lemah. Cara penyebaran ajaran yang baik, seharusnya disebarkan dengan pembuktian terhadap ajaran tersebut. 

Mengenai pembuktian tersebut, saya jadi teringat pada 2 kisah yang cukup saya ingat. Yaitu, kisah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam dan kisah Brahma Baka dengan Buddha Gautama. 

Pada kisah Nabi Muhammad, yang saya dengar kalau tidak salah dari ceramah Alm. Syekh Ali Jaber di kanal Youtube, beliau dikatakan menyebarkan ajaran Islam dengan format "bersaksi" kepada orang-orang di Jazirah Arab. Akan tetapi, cara tersebut sepertinya kurang berhasil. Namun, ketika beliau menyebarkan dengan menjalankan dan membuktikan ajaran Islam, jumlah pengikutnya secara "otomatis" bertambah banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline