Lihat ke Halaman Asli

Vincent Setiawan

A person who loves to write and inspire others

Sekuat-kuat USA dengan Sekutunya, Ujung-ujungnya Cari Aman Juga

Diperbarui: 26 Februari 2022   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Source : redd.it) 

Berkoar-koar akan melindungi Ukraina, dan menjaga demokrasi serta perdamaian tetap tegak di seluruh dunia. Eh.... ujung-ujungnya cari aman juga. Ya, sekiranya itulah gambaran dari posisi negara adidaya yang bernama Amerika Serikat. 

Jikalau sebelumnya negeri Paman Sam ini begitu garang, dan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk mencegah arogansi Rusia. Pada tanggal 25 Februari kemarin, Biden malah dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak akan ikut campur dalam konflik Rusia-Ukraina. Biden hanya berjanji bahwa Ia dan sekutu-sekutunya akan memberikan sanksi kepada Rusia secara ekonomi.

Memang sih, beberapa sanksi sudah dijatuhkan. Tetapi, sepertinya Rusia malah jadi jauh lebih garang daripada sebelumnya. Pada tanggal 25 kemarin saja, reaktor nuklir Chernobyl di Pripyat sudah jatuh ke tangan Rusia. Diprediksi dalam 3 hari, Kiev akan jatuh ke tangan Rusia dan Ukraina akan jatuh sejatuh-jatuhnya, bahkan mungkin benar-benar sepenuhnya dicaplok oleh Rusia.

Tapi, kenapa ya kok Amerika malah bermain aman ketika perang sudah meletus?

Jawaban yang paling rasional adalah karena Amerika berusaha untuk menghindari perang dunia ke-3 meletus. Dan hal ini memang berada di tangan Amerika sebagai negara adidaya.

Di sisi lain, Amerika menghindari untuk melakukan kontak senjata dengan China. Meskipun China secara terang-terangan tidak ikut campur, Amerika tetap khawatir kalau keikutsertaan mereka dapat memantik invasi China ke Taiwan. Invasi China ke Taiwan artinya membuka jalan bagi China untuk menguasai Laut China Selatan. 

Kalau sudah begini, Amerika bisa-bisa terpaksa berperang di 2 front lagi. Di Asia Timur untuk menghalau China, dan di Eropa Timur untuk menghalau Rusia. 

Di sisi lain, masuknya Amerika ke dalam konflik ini juga dapat memicu negara-negara anggota NATO sebagai sekutunya untuk ikut bergerak. Jikalau sudah terdesak begini, mungkin saja Rusia mengeluarkan senjata pamungkasnya, yaitu Nuklir. Perlu diketahui bersama, bahwa Rusia adalah negara dengan kepemilikan hulu ledak nuklir terbanyak di dunia. 

Amerika terang hendak menghindari penggunaan nuklir dalam hal apapun. Kehancuran yang dapat disebabkan oleh nuklir mungkin saja bersifat irreversibel. Hal ini tentunya akan merugikan Amerika secara permanen jikalau hal tersebut benar dilakukan. 

Amerika Berlaku Hipokrit

Di sisi lain, Amerika Serikat juga sedang menjaga imagenya sebagai "polisi dunia". Meskipun dalam kenyataanya, Amerika memerangi lebih banyak negara dibanding Rusia. Intervensi Amerika terhadap keadaan politik Timur Tengah sebenarnya diketahui oleh seluruh negara.

Dan intervensi Amerika kepada konflik Rusia-Ukraina ini bisa-bisa malah menunjukkan secara gamblang tentang betapa berbahayanya intervensi Amerika. Kalau sudah begini, bisa-bisa negara saingan Amerika seperti Iran bisa menggunakan narasi-narasi yang menggelorakan perlawanan terhadap Amerika di Timur Tengah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline