Lihat ke Halaman Asli

Vincent Setiawan

A person who loves to write and inspire others

Setelah Saya Mati, Apakah Dunia akan Berubah?

Diperbarui: 11 Juli 2021   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apakah kehidupan ini akan berubah kalau saya gak ada? Mungkin banyak yang mulai berpikir seperti itu. Ada yang berpikir kalau dunia akan jadi lebih baik ketika ia tiada, atau malah sebaliknya. Ada yang berpikir dunia jadi lebih buruk ketika mereka tiada.

Banyak sebab kenapa kita bisa berpikir seperti itu, mulai dari kesedihan yang mendalam atau mungkin karena banyaknya berita kematian akhir-akhir ini. Wajar untuk berpikir seperti itu. Bahkan tanpa berita kematian sesering sekarang pun, berpikir demikian adalah suatu kewajaran.

Lantas apa jawaban yang sebenarnya? Apakah benar kalau dunia akan jadi lebih baik, atau malah lebih buruk?

Jawabannya, tidak akan ada yang berubah. Entah kamu hidup ataupun meninggal. Tidak akan pernah ada sedikitpun perubahan yang akan terjadi di dunia ini ketika kau mati, entah ke arah baik ataupun arah buruk. Hal ini juga terjadi pada Newton, Einstein, Galileo Galilei, Stephen Hawking, Steve Jobs, dll. Orang sehebat apapun tak pernah membawa perubahan pada dunia ketika mereka meninggal. Tubuh mereka hanya menjadi jasad kosong lalu membusuk dimakan mikroorganisme ataupun hilang dibakar menjadi karbon.

Apakah ini mengerikan? Ya, mungkin. Akan tetapi, seharusnya ini menenangkan. Dengan kita mengetahui bahwa kehilangan kita tak membawa dampak apapun terhadap dunia ini, kita seharusnya bisa lebih legowo dan ikhlas dalam menyambut kematian kita.

Serta seharusnya kita dapat mengetahui dengan jelas, dalam pilihan mati atau hidup, sudah jelas kita lebih baik memilih untuk tetap hidup. Dengan kita tetap hidup, mungkin kita bisa memberi perubahan kecil untuk dunia ini. Minimal untuk dunia di sekitar kita. Bukankah jauh lebih membahagiakan ketika kita bisa melihat orang di sekitar kita tertawa dan tersenyum gembira dengan adanya kehadiran kita?

Lagipula, mengapa kita harus membicarakan perihal kematian? Bukankah kematian adalah salah satu fase dalam hidup yang pasti dialami oleh semua orang?

Juga dengan logika fase hidup di atas, kita seharusnya bisa paham kalau kematian dan kelahiran sebenarnya adalah 2 hal yang pasti yang manusia akan alami dalam kehidupan. Lalu, jikalau itu merupakan sebuah kepastian, kenapa kita harus takut untuk menghadapi kematian kita? Apakah karena kematian kita akan membawa kerugian pada kita?

Jikalau dibandingkan, sebenarnya kelahiranlah yang jauh lebih merugikan. Dalam kelahiran, kita harus mempersiapkan masa depan dan kehidupan seorang manusia yang akan hidup di dunia ini dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam kematian, anda akan kehilangan satu beban tersebut. Dalam kematian juga, manusia memang akan kehilangan satu manusia secara utuh, akan tetapi beban untuk menghidupi manusia tersebut pun akan hilang dan lenyap ketika sang manusia diturunkan ke liang lahat atau dibakar bersama segenap barang kecintaannya. Bukankah secara jangka panjang ini jauh lebih menguntungkan.

Lagipula, sama halnya dengan kelahiran, kematian pun perlu kita persiapkan. Jangan sampai kita tidak mendapatkan kesiapan apapun ketika memang nafas kita sudah di ujung jalan. Kita sudah seharusnya membicarakan kematian agar kehidupan kita bisa kita push menuju titik paling maksimal. Dengan mengetahui ini semua ada akhirnya, kita bisa mulai menghargai kehidupan kita sekarang ini. Serta dengan membicarakan kematian, kita akan menjadi jauh lebih siap ketika kematian datang pada kita, baik secara spiritual maupun secara materi. Kita bisa membentuk sebuah persiapan finansial untuk menjamin bahwa anak cucu atau orang yang kita tinggalkan, tidak bersedih jauh lebih lama karena kematian kita.

Akhir kata, saya turut berduka atas kematian yang sekarang sedang banyak menimpa keluarga di seluruh dunia. Biarlah mereka kekal dalam kenangan. Namun, bagi kita yang masih hidup, marilah kita hidup dengan lebih siap untuk menghadapi kematian yang selalu bisa menjemput kita di depan mata kita. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline