Lihat ke Halaman Asli

Vincent Setiawan

A person who loves to write and inspire others

Membayangkan Jika Indonesia Menjadi Sekuler

Diperbarui: 22 Februari 2021   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pernah membayangkan Indonesia menjadi sebuah negara sekuler seperti negara-negara Eropa? Saya pernah. 

Bagi saya hal pertama yang berubah tidak akan ada lagi kejadian seperti makan gratis hanya bermodalkan 2 Juz Al-Quran atau makan gratis dengan menggalang sumbangan kepada rakyat-rakyat di Papua agar mereka bisa memperbaiki gereja mereka. Hal-hal seperti ini mungkin akan tetap ada tetapi digantikan oleh sesuatu yang jauh lebih unik. Misalkan, makan gratis dengan hafal 3 hukum newton, atau makan gratis tetapi harus hafal isi buku Sapiens dan Homo Deus. 

Hal kedua yang berubah, mungkin saja sekolah berbasis agama seperti sekolah IT dan sekolah Kristen atau Katolik akan berkurang secara drastis. Di sisi lain, sekolah-sekolah berlabel aliran filsafat mungkin akan digalakkan. Bisa saja kita akan melihat "Sekolah Dasar Nietzche Terpadu" atau "Sekolah Dasar Albert Camus". Serta sangat memungkinkan untuk pelajaran agama akan dirubah secara besar-besaran menjadi pelajaran filsafat kehidupan atau pelajaran filsafat terpadu. 

Hal ketiga yang mungkin akan sangat berubah adalah banyaknya orang-orang Atheis yang hidup di Indonesia menggantikan orang-orang beragama. Seperti yang kita ketahui, sekarang ini 80% lebih rakyat Indonesia adalah umat Muslim. Sedangkan sekitar 10-20% sisanya adalah umat Kristen(baik protestan ataupun katolik), Buddhisme, dan Hinduisme. 

Tetapi, jikalau Indonesia menjadi negara sekuler, tidak menutup kemungkinan kita akan melihat lebih banyak orang Atheis di dalam masyarakat. Kata-kata seperti Alhamdulillah dan Puji Tuhan mungkin akan berpindah menjadi "Syukur kepada Newton" atau "Terpujilah Einstein". Nama-nama yang identik dengan agama pun mungkin akan sangat berkurang dan nama-nama yang berkaitan dengan  sains mungkin akan menjamur di mana-mana. Seperti nama elektron, Proton, Gluon, dan sebagainya mungkin akan menjadi nama yang sangat familiar.

Hal terakhir yang mungkin akan sangat terjadi adalah hilangnya perdebatan soal agama di masyarakat. Perdebatan terbesar di Indonesia mungkin akan berbasis sains seperti "bolehkan kita melakukan kloning kepada pacar kita yang sudah meninggal?" atau "Bagaimanakah pandangan ilmuwan fisika fundamentalis terhadap fisika kuantum?". 

Mungkin juga perdebatan di ranah politik berubah menjadi "Apakah pak Jokowi merupakan pendukung fisika klasik atau fisika kuantum?" serta "Apakah Ahok menista buku The Selfish Genes?" serta mungkin saja DPR akan disumpah di bawah buku-buku karangan J.J. Rousseau atau buku-buku dari Montesquieu sehingga akan jauh lebih amanah karena sumpah tersebut bisa diakses oleh semua kalangan dan agama. 

Pada akhirnya, jikalau kita membayangkan Indonesia menjadi sekuler, maka yang kita dapatkan hanyalah perkataan "hah?!" Karena memang pada dasarnya Indonesia bukanlah rumah yang ramah dan cocok bagi Sekulerisme. Sudah selayaknya Indonesia tetap menjadi relijius, serta berpegang kepada relijiusitasnya.

Bagi kompasianer, kira-kira apa nih yang akan berubah kalau Indonesia jadi sekuler?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline