Lihat ke Halaman Asli

Pola Pemikiran Konfusius Mengenai Te (Kebajikan) Filsafat Timur

Diperbarui: 8 November 2022   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemikiran Konfusius mengenai Te (kebajikan)

Pengantar

Salah satu aliran Filsafat yang sangat berpengaruh dalam sejarah di daratan Cina adalah aliran Konfusius, aliran ini tidak hanya berpengaruh  kepada para penguasa (istana kerajaan dan kekaisaran) malahan berkembang dan menjadi salah satu icon yang ada di daratan Cina. 

Konfusianisme tumbuh menjadi simbol karakter  kebaikan yang tertinggi, seorang penguasa itu akan dianggap baik jika mereka mengikuti  dan masuk ke dalam aliran konfusianisme dan mampu menerapkan  berbagai ajaran-ajaran.  Bahkan pada masa abad-abad masehi ajaran konfusianisme dijadikan alat seleksi untuk masuk menjadi pegawai istana kerajaan. Orang yang lulus seleksi tersebut akan diterima menjadi pegawai.

Latar belakang munculnya Konfusius

Proses perperangan

Konfusius lahir dan mulai berkembang pada saat jatuh nya pemerintahan dinasti chou, kemerosotan dinasti Chou ini berpuncak ketika terjadinya perang saudara yang terjadi pada tahun 771-221 SM perang tersebut di picu karena terjadinya bangsa-bangsa nomad atau bangsa-bangsa bar- bar, masuk ke dalam kerajaan Chou dan melakukan perampokan dan penindasan terhadap masyarakat yang mengembangkan pertanian yang menetaP.

Serangan bangsa nomad yang paling serius mengancam keberadaan kerajaan Chou yang datang dari suku Jung (keturunan Turk) pada tahun 771 SM. Mereka melalui tokoh masyarakat  shen berhasil menjatuhkan pertahanan ibu kota dan berhasil masuk ke dalam istana. Mereka membunuh Chou Yu Wang, dan kemudian mereka mengangkat P'ing menjadi raja Chou yang baru

Pada masa berperang, pihak yang kalah benar-benar mengalami kehancuran  hampir tidak mungkin dapat menyusun kembali kekuatannya dalam waktu yang sangat singkat. Jika ada pihak yang menang pemenang tersebut langsung menguasai dan mengatur pemerintahan di negara yang dikalahkan. Akibat peperangan maka bermunculan lah para penguasa yang memiliki wilayah kekuasaan yang lebih luas. Bahkan banyak dari para pemenang yang berani menggunakan gelar sebagai raja atau wang. Penggunaan gelar itu didasari oleh penguasa negara Wu (salah satu negara yang muncul di Cina bagian selatan. Penguasanya termasuk suku barbar)

Akibat peperangan

Selama dua periode berperang yang berlangsung pada masa pemerintahan dinasti Chou Timur, membawa pengaruh tidak terduga yang penuh dalam kehidupan masyarakat di daratan Cina. Secara budaya, perang mengakibatkan terjadinya perluasan jangkauan pengaruh kebudayaan Cina (Chou). Beberapa suku nomad, seperti Yueh dan Tai di Cina selatan, pada awalnya berada di luar jangkauan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline