PARTISIPASI AKTIF UMAT ALLAH DALAM LITURGI
Pengantar
Kristus bersama jemaat atau umat Allah merupakan pelaksanaan utama tindakan liturgis. Dalam tindakan liturgis ini masing-masing umat Allah mengambil peran seturut kemampuan yang beraneka ragam sebagai tindakan bersama. Dalam Sacrosanctum Consilium semua umat didorong untuk terlibat aktif dalam liturgi dan "jangan sampai umat beriman menghadiri misteri itu sebagai orang luar atau penonton bisu". "Pada perayaan liturgi setiap anggota, entah pelayan (pemimpin) entah umat, hendaknya dalam menunaikan tugas hanya menjalankan dan melakukan seutuhnya apa yang menjadi peranannya menurut Hakekat perayaan serta kaidah-kaidah liturgi". Berdasarkan fungsi yang berbeda-beda ini menjadikan jemaat sebagai tubuh yang hidup, dan ini merupakan perwujudan dari Tubuh Mistik Kristus (1Kor 12,12-30).
Konsili Vatikan II membawa pengaruh yang begitu besar bagi liturgi yang dihayati. Liturgi memiliki daya untuk menghantar umat pada misteri keselamatan yang terungkap dalam ritus-ritus dan doa-doa. Setelah Konsili Vatikan II umat bukan lagi ambil bagian dalam perayaan liturgis tetapi yang utama ialah umat ambil bagian secara liturgis. Dengan demikian keterlibatan secara lahiriah tidaklah bermakna maksimal, melainkan harus ada keterlibatan batin yang terarah kepada misteri sukacita Paska selama perayaan berlangsung maupun sesudahnya. Partisipasi aktif bukan semata keterlibatan eksternal dari umat beriman ketika perayaan berlangsung melainkan keterlibatan internal atau pribadi seturut perannya dalam liturgi. Partisipasi aktif bukan berarti mengambil bagian seturut prinsip sama rata sama rasa tetapi dibatasi seturut wewenang masing-masing umat beriman.
Partisipasi dan penghayatan liturgi secara sadar dan aktif berarti: bakti kita kepada dunia dilibatkan dalam bakti kita kepada Allah. Oleh karena itu, mutu suatu perayaan liturgi tidak diukur melalui partisipasi lahiriah, melainkan partisipasi batin yang nampak dalam amal bakti kita kepada dunia yang dilihat dalam keterlibatan lahir, batin, dan sakramental. Berikut akan dijelaskan sejarah bagaimana keterlibatan umat beriman dalam liturgi.
Isi
BINGKAI SEJARAH
Abad-abad pertama
Zaman Patristik banyak tulisan yang mengungkapkan bagaimana orang beriman selalu menunjukkan peran aktif dalam perayaan-perayaan liturgis. Oleh karena tu, kiranya perlu menganalisa beberapa teks dari penulis-penulis abad pertama. Secara khusus perhatian pada perayaan liturgis. Dalam abad-abad pertama ini banyak argumen yang berbicara tentang keterlibatan aktif umat beriman. Dari Cromazio d'Aquileia menegaskan bahwa umat beriman menyanyikan alleluia pada Liturgi Sabda. Nyanyian tersebut merupakan ungkapan kesatuan di antara umat beriman dan serentak tanda bahwa setiap umat beriman adalah bagian dari Gereja yang satu. Zaman ini partisipasi aktif umat beriman lebih ditunjukkan bagaimana keterlibatan secara aktif dalam perayaan Ekaristi.
Dari abad pertengahan sampai Sacrosanctum Concilium
Dalam perjalanan waktu kesadaran umat beriman untuk berpartisipasi aktif dalam liturgi semakin berkurang bahkan sampai tidak ada. Keadaan ini sungguh berbeda dengan zaman patristik. Kini umat hanya sungguh sebagai penonton bisu dan pasif, seperti yang dirayakan sebelum konsili Vatikan II. Hal ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama politik, sosial-kultural, arus dan konsep teologis dari zaman ke zaman. Namun sebelum ditinjau kembali pembaharuan liturgi, akan ditinjau juga tentang konsili Tarente. Konsili ini bertujuan untuk mengatasi ajaran-ajaran sesat dan kekacauan liturgi pada masa itu. Tetapi konsili Tarente ini tidak berhasil menyentuh perihal keterlibatan umat beriman dalam perayaan liturgi. Namun di sisi lain gerakan liturgi abad XIX telah mempersiapkan lahan bagi pembaharuan liturgi dalam Konsili Vatikan II.