Lihat ke Halaman Asli

Vincentia Devika Sekar

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2021

Profesi Jurnalis Menghadapi Jurnalisme Robot

Diperbarui: 18 Oktober 2023   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Eidosmedia

Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju, jurnalisme robot menjadi topik yang menarik banyak perhatian. Jurnalisme robot merupakan bantuan dari AI atau Artificial Intelligence. AI atau Artificial Intelligence merupakan kecerdasan buatan yang ada dalam bidang ilmu komputer dan memiliki fokus pada perkembangan sistem komputer yang mampu dalam melakukan tugas yang seharusnya membutuhkan kecerdasan otak manusia. Artificial Intelligence dirancang untuk membantu serta mempermudah pekerjaan manusia dengan kelebihan efisiensi waktu serta tenaga. Berbarengan dengan adanya kemajuan teknologi Artificial Intelligence masuk pada berbagai aspek kehidupan manusia, dalam bidang pendidikan, kesehatan, hiburan, hingga jurnalisme. 

Artificial Intelligence memiliki kontribusi dalam peningkatan efisiensi pada redaksi dengan sistem otomatis berbasis AI, kemampuan kecerdasan buatan ini mampu menyusun sebuah laporan yang didapat dari data mentah dengan penghematan waktu jika dibandingkan dengan penulisan manual. Berita dapat disajikan dengan lebih cepat dan dapat disebarkan secara real time. Artificial Intelligence juga dapat melakukan keahlian dalam melakukan analisis big data secara mendalam dan relevan. Bantuan Artificial Intelligence dapat melakukan penelusuran dan dapat menganalisis dari banyaknya sumber informasi dalam waktu yang singkat serta menghasilkan berita yang lengkap. Perkembangan internet membuat berita dapat membuat berita tersebar secara cepat dan luas sehingga berita palsu juga dapat disebarkan dengan cepat dan itu menjadi tantangan dalam dunia jurnalisme namun dengan bantuan Artificial Intelligence, informasi yang dirasa ragu akan kebenarannya dapat ditelusuri karena AI memiliki kemampuan untuk menganalisis informasi yang tidak benar atau diragukan. Sistem yang ada dapat membedakan antara berita yang asli dan palsu karena sistem AI dapat mencakup seluruh informasi yang tersebar. Namun yang menjadi permasalah terhadap kemajuan teknologi berbasis Artificial Intelligence dalam dunia jurnalisme yaitu adanya tantangan etika dan tanggung jawab sehingga media dan para profesional jurnalis perlu bekerja sama dalam mengembangkan pedoma etika yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

Cara kerja jurnalisme robot dimulai dengan pengumpulan data yang luas dari berbagai sumber, termasuk situs web, media sosial, dan basis data. Robot jurnalistik menggunakan teknik skraping untuk mengekstrak informasi dari halaman web dan API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi) untuk mengakses data dari sumber eksternal. Proses pengumpulan data ini dirancang untuk mencakup rentang topik atau isu yang diinginkan, yang dapat bervariasi tergantung pada algoritma dan parameter yang telah diprogram.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis informasi yang telah dikumpulkan. Ini melibatkan penggunaan algoritma pemrosesan bahasa alami dan teknik pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi pola, kecenderungan, dan hubungan antar data. Algoritma ini dapat dilatih untuk mengenali subjek, menafsirkan sentimen, dan bahkan mendeteksi kecenderungan umum dalam berita.

Setelah analisis data selesai, robot jurnalistik menggunakan hasilnya untuk menghasilkan berita secara otomatis. Algoritma penulisan dapat memadukan informasi yang relevan, membuat ringkasan, dan menyusun teks yang kohesif. Meskipun proses ini dilakukan secara otomatis, hasilnya tergantung pada logika dan aturan yang telah diprogram sebelumnya oleh tim pengembang atau jurnalis yang bekerja sama dengan ahli AI.

Langkah terakhir adalah menerbitkan berita secara otomatis. Robot jurnalistik dapat diprogram untuk mengunggah artikel atau laporan langsung ke situs web berita, platform media sosial, atau bahkan melalui saluran distribusi lainnya. Ini memungkinkan berita yang dihasilkan secara otomatis dapat diakses oleh audiens dengan cepat dan efisien.

Lalu apakah AI dapat mengakhiri peran manusia dalam dunia jurnalisme?

Di Indonesia situs pertama yang menggunakan AI dalam penulisan berita adalah Beritagar.id serta pada 1 Desember 2019 situs dalam naungan PT Cipta Lintas Media dan merupakan salah satu anak perusahaan Global Digital Prima Venture yang juga memiliki forum daring paling populer di Indonesia yaitu Kaskus. Beritagar.id juga melakukan rebranding menjadi Lokadata dengan semakin fokus pada jurnalisme berdasarkan data. Beritagar.id merupakan jenis media berita daring yang menyajikan konten informasi yang dikonsumsi oleh khalayak yang terdiri dari peristiwa, fakta, serta hiburan. Beritagar. Memiliki sisi interaktivitas serta kredibilitas yang terdaftar dalam Dewan Pers. Beritagar.id merupakan gabungan dari situs kurasi publik, situs kurasi Beritagar.com, dan Lintas.me yang didirikan pada 2015.

Robotorial merupakan salah satu dari produk CAR yang digunakan oleh Beritagar.id dalam melakukan produksi berita hasil dari pertandingan sepak bola dalam desk olahraga. Menurut Muammar Fikrie pada 9 Mei 2018, Robotorial pada media Beritagar.id tidak memerlukan bantuan dari jurnalis manusia dalam produksi berita pertandingan sepak bola dalam web mereka, dengan adanya hal ini dapat dikatakan bahwa jurnalisme robot yang dilakukan Beritagar.id dapat menggantikan peran jurnalis manusia secacar otomatis oleh sistem.

Media mulai melakukan penerapan jurnalisme dengan bantuan sistem komputer tanpa ada campur tangan dari manusia dalam menghasilkan berbagai berita. Di samping itu dalam menjalankan tugas sebagai jurnalis ada prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang dan dipatuhi oleh seorang jurnalis. Hadirnya teknologi AI dapat sekaligus menjadi ancaman bagi profesi jurnalis. Etika menjadi ancaman bagi dunia jurnalisme karena AI tidak dapat memahami etika jurnalis karena etika yang ada lebih menggunakan rasa kemanusiaan sedangkan teknologi AI tidak memiliki rasa kemanusiaan. 

Etika dalam jurnalis yang menjadi ancaman dari teknologi AI pada etika kebenaran karena AI tidak mempunyai kemampuan untuk menilai suatu kebenaran seperti manusia. Etika keadilan terhadap diskriminasi dan stereotip tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI karena sistem dapat menghasilkan berita yang cenderung bias. Jurnalis juga harus dengan transparan ketika mengumpulkan informasi sedangkan AI terkadang tidak dapat menyebutkan sumber yang telah digunakan oleh sistem tersebut. AI tidak memiliki kemampuan dalam memahami sebuah nilai moral dan etika seperti manusia yang dapat menghargai privasi dan dapat menghindari berita yang dapat menyinggung manusia. Bagian yang terpenting adalah profesionalisme, sebagai jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas mereka sebagai jurnalis serta menghindari konflik sedangkan AI tidak memiliki kemampuan untuk memahami konflik dan menjaga profesionalisme seperti manusia. Dalam menjalankan tugas jurnalisme, etika jurnalis menjadi poin penting untuk selalu dipegang teguh oleh jurnalis. AI memang dapat membantu jurnalis dalam menjalankan tugas tetapi AI tidak dapat menggantikan kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia dalam menjalankan tugas jurnalisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline