Lihat ke Halaman Asli

Guru Sang Inspirasi

Diperbarui: 28 November 2015   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

 

 

 

Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata “guru”? Seorang yang berdiri di depan kelas membawakan pelajaran? Seorang yang memiliki tampang yang seram dan kaku? Seorang yang selalu memberikan banyak ulangan dan tugas? Seorang yang memarahi kita ketika tidak mengerjakan tugas?

 

Kita semua pasti pernah merasakan momen-momen ketika kita berhadapan dengan seorang guru. Di dunia yang penuh arus modern, diperlukan seorang guru yang mampu mengarahkan muridnya ke tujuan yang tepat melalui inspirasi yang diberikannya. Karena inspirasi itu tidak memaksa ,tetapi diterima dan dijalankan oleh orang yang menerimanya dengan hati.

 

Banyak cara untuk mendeskripsikan arti seorang guru. Kita mengenal guru sebagai pribadi yang profesinya mengajar. Perlu kita sadari bahwa guru adalah inspirasi hidup kita.

 

Ada seorang guru yang menginspirasi muridnya tentang nasionalisme hingga muridnya bercita-cita memajukan bangsa Indonesia. Guru tersebut tidak terpaku menjadi guru saja. Namun, ia konsisten dan selalu memperjuangkan nasionalisme dalam kesehariannya.

 

Ada seorang guru yang menginspirasi muridnya untuk menjadi penulis. Guru tersebut terus memotivasi dan memberi masukan dan dukungan. Alhasil, awalnya murid itu yang hampir tidak pernah menulis menjadi gemar untuk menulis.

 

William Arthur Ward berkata, “The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.”. Bagi saya, perkataan ini sangatlah tepat. Seorang guru haruslah dapat menginspirasi murid-muridnya.

 

Guru tidak cukup hanya pintar, berlatar belakang pendidikan yang tinggi, atau fasih dalam mengajar. Karena pendidikan itu bukanlah tentang kognitif, nilai 100, atau juara 1. Namun, nilai-nilai kehidupanlah yang harus ditransferkan kepada murid.

 

What the teacher is, is more important than what he teaches.” ,kata Karl A. Menninger. Faktanya, banyak pelajaran di sekolah yang pada akhirnya kita lupakan ketika kuliah atau sedang bekerja. Kecuali, pelajaran untuk jurusan kita atau kita berprofesi sebagai guru.

 

Lirik lagu Hymne Guru berikut memberikan makna yang menginspirasi kita, “Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Sebagai prasasti terima kasihku. Tuk pengabdianmu.” Dalam lirik ini tidak ada mengukir matematika atau pelajaran lainnya dalam hatiku. Tetapi, apa yang diukir? Nama, bakti, dan pengabdian seorang gurulah yang terukir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline