Lihat ke Halaman Asli

Liong Vincent Christian

https://www.facebook.com/Bulirberas-by-Liong-Vincent-Christian-304840243568837

Prinsip Keadilan Mutlak dan Keadilan Banci

Diperbarui: 3 Desember 2020   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prinsip Keadilan Mutlak dan Keadilan Banci

Ditulis oleh: Liong Vincent Christian 

3 Desember 2020

Salah satu film yang menurut saya layak menjadi referensi tentang Prinsip Keadilan Mutlak adalah film "Outrage Coda" karya Takeshi Kitano, yang pertama kali beredar tahun 2017.

Film ini adalah film ke-3 dan terakhir dari Trilogi yaitu: Outrage 2010, Beyond Outrage 2012 dan yang terakhir Outrage Coda 2017.

Diceritakan seorang pensiunan Yakuza bernama Otomo yang telah pensiun dan tinggal di pulau Jeju di Korea Selatan. Suatu hari Hanada seorang anggota Yakuza aktif dari klan berbeda datang ke klub malam di Jeju, memukuli wanita penghibur yang dia sewa dan tidak mau membayar. Setelah Otomo datang dan meminta Hanada membayar karena telah menggunakan jasa wanita penghibur tersebut, malah Hanada membunuh orang yang ditugaskan untuk menagih hutang Hanada keesokan harinya.

Otomo yang sudah pensiun, karena didorong rasa tanggungjawabnya terhadap Yakuza muda teman-temannya di Jeju, ia datang ke jepang untuk membalaskan dendam. Setelah berhasil membalaskan dendamnya, Otomo diantar teman lamanya sesama Yakuza hendak pergi dari Jepang kembali ke Jeju.

Teman lamanya yang mengantar menyampaikan bahwa balas dendam yang dilakukan oleh Otomo telah merepotkan Mr. Chang seorang Bos Yakuza bos lama nya Otomo sebelum pensiun.

Maka sebagai rasa tanggungjawab Otomo menyampaikan ke temannya tersebut bahwa ia ingin menjaga hubungan baiknya dengan Mr. Chang, lalu Mr. Otomo mengambil pistolnya dan menembak kepalanya sendiri.

Tokoh Otomo menunjukkan bahwa tuntutan keadilannya tidak hanya kepada orang yang membunuh anakbuahnya di Jeju, melainkan juga dengan membunuh dirinya sendiri karena banyak merepotkan klan Yakuza lama nya karena telah melakukan balas dendam. Keadilan ala Jepang itu tidak hanya kepada orang lain, terutama diri sendiri.

Keadilan sebagai pedang bermata dua memang terasa asyik karena kemampuannya merasa sebagai sang benar mampu menghakimi dan menghukum orang lain. Tetapi selanjutnya keadilan itu selalu diikuti dengan mengadili ke diri sendiri. Oleh orang lain atau oleh diri sendiri, tinggal bagaimana keberanian kita untuk menghadapinya. Kedua belah pihak sama-sama menjadi korban, atau setidaknya menanggung suatu derita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline