Mungkin bagi kita masih asing saat mendengar kata-kata biarawan, biarawan adalah seseorang atau sekumpulan orang yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk mengikuti tuhan. Salah satu serikat atau ordo biarawan yang terkenal dan akan saya bahas adalah SDB (Salesian Don Bosco), SDB adalah ordo yang didirikan oleh Don Bosco dan fokus karya mereka adalah untuk masa depan anak-anak muda.
DiIndonesia sendiri sudah banyak karya-karya Salesian yang tersebar, Bruder John,SDB menyebut bahwa karya SDB bermula dari Sumba,Tigaraksa,Sunter, Blitar, Purwodadi, Surabaya dan yang terbaru adalah labuan bajo. Bruder John SDB yang berasal dari NTT merasa tertarik untuk memasuki ordo tersebut "ada niat mau masuk biara dan kebetulan ada promosi ya jadi masuk mencoba jadi seorang salesian" Bruder John menambahkan bahwa ia tidak tahu apa saja yang dilakukan dan apa saja karya salesian Don Bosco.
Sama seperti Bruder John, Bruder Aloy juga awalnya hanya ingin mencoba dan dia tertarik "saya melihat bahwa karya mereka itu sangat bagus" ujarnya. Bruder Aloy menambahkan bahwa ia merasa tertarik saat dia melihat biarawan salesian menganimasi anak-anak muda bersama anak-anak oratori "kok bisa ya para biarawan ini bisa bergabung dengan anak-anak, dari remaja adapun yang kecil sampai anak yang menuju dewasa". Dia merasa tertarik karena ia perlahan mengenal siapa itu Don Bosco dan sifat Don Bosco yaitu mencintai orang muda mau bersama dan terutama orang muda yang kecil dan miskin namun tidak terlepas dari yang lain.
Tak lepas dari dunia pendidikan, kedua bruder ini memegang sebagai mahasiswa, Bruder John SDB sebagai mahasiswa bimbingan dan konseling universitas Atma jaya, dan Bruder Aloy menempuh pendidikan sebagai mahasiswa filsafat di STF Driyarkara. Menurut mereka biarawan itu adalah seseorang yang terikat dari kaul-kaul sucinya, bruder Aloy menyebutkan bahwa ada 3 kaul suci, yaitu kaul kemurnian,kaul ketaatan,dan kaul kemiskinan, mungkin kita bingung apakah kalau kaul kemiskinan kita harus tidak mempunyai apa-apa? " mengikrarkan kaul kemiskinan bukan berarti kami tidak memiliki apa-apa, semua barang kami punya tapi itu demi penggunaan atau sarana prasarana untuk melayani orang-orang muda".
Selain melayani anak-anak muda para biarawan salesian juga sering berekreasi bersama sesama saudara biarawan, Bruder John mengatakan bahwa "kami biasa setelah makan siang tuh jamnya rekreasi jadi biasanya kita main kartu ataupun billiard dan pastinya tidak ada unsur judi dan selain main juga bisa membaca buku atau mengerjakan tugas" ujarnya.
Tantangan pasti selalu ada pada setiap orang, dan tentunya pada seorang biarawan, bruder John mengatakan bahwa tantangan yang berat itu karena para biarawan hidup bersama di komunitas, "karena kan kita datang kesini berbeda-beda toh dari berbagai budaya, suku dan ras,di salesian Don Bosco itu hidup komunitasnya tinggi semuanya serba bersama sama" ujar bruder John. Para biarawan memiliki kepribadian dan sifat yang berbeda dan menurut bruder John itu adalah tantangan yang berat, namun tidak menutup semangat para bruder untuk berkarya dan melayani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H