Diambil dari buku Samovar dengan judul Communication Between Cultures. Pada bab 10 dari buku ini membahas mengenai Komunikasi Antarbudaya dalam Konteks Aplikasi dalam bisnis, pendidikan, dan kesehatan.
Budaya dan konteks memiliki peran yang utama untuk menetapkan komunikatif yang sesuai untuk konteks sosial dan fisik yang berbeda.
Hal ini tentu memiliki aturan yang memfasilitasi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan hal ini juga mendarah daging.
Sehingga tidak perlu memikirkan tentang bagaimana dan aturan apakah yang akan kita gunakan saat kita berpindah dari satu konteks ke konteks lainnya.
Selama kita melakukan interaksi komunikasi antar budaya, kesulitan bisa muncul jika lawan bicara kita memiliki standar komunikasi yang berbeda-beda. Ada tiga asumsi dasar dalam konteks komunikasi yaitu;
1. Komunikasi adalah Aturan yang Diatur
Aturan komunikasi mengatur perilaku verbal dan nonverbal dan juga menentukan tidak hanya apa yang harus dikatakan tetapi juga bagaimana cara kita mengatakannya.
Aturan nonverbal ini meliputi sentuhan, ekspresi wajah, kontak mata, dsb. Sedangkan aturan verbalnya meliputi volume suara, pengambilan giliran, formalitas bahasa yang digunakan.
2. Konteks Menentukan Aturan Komunikasi
Asumsi ini mengatakan bahwa konteks menentukan kesesuaian aturan yang akan digunakan. Seperti pengalaman pribadi kita yang dimana kita harus memvalidasi posisi itu.