Di bawah sinar matahari yang hangat, tampaklah Kota Tangerang yang indah. Kota ini terletak beberapa kilometer dari hiruk-pikuk Jakarta, dan di dalamnya beraneka ragam suku dan budaya berkumpul, namun salah satu yang paling kental adalah suku Sunda. Ini adalah kota di mana cerita kami akan dimulai.
Adi, seorang anak kecil yang tinggal di salah satu dari 104 kelurahan yang ada di Kota Tangerang, adalah seorang bocah penasaran yang selalu penuh semangat. Ia memiliki niat kuat untuk memahami lebih dalam sejarah dan budaya kota tempatnya tinggal.
Suatu sore yang cerah, Adi beristirahat di bawah pohon rindang bersama kakeknya setelah bekerja seharian di sawah. Kakeknya, pak Surya, adalah seorang pecinta sejarah dan budaya lokal. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, menggali pengetahuan tentang Kota Tangerang."Kakek, ceritakan lagi tentang moto kota kita, Bhakti Karya Adhi Kertaraharja," pinta Adi dengan matanya yang berbinar seperti matahari terbenam. Pak Surya tersenyum lembut dan mulai menceritakan, "Bhakti Karya Adhi Kertaraharja, Adi, adalah semangat yang menginspirasi kita untuk memberikan yang terbaik bagi kota kita. Bhakti berarti pengabdian, Karya berarti karya, dan Adhi Kertaraharja adalah nama penguasa bijaksana dalam legenda Sunda. Moto ini mengajarkan kita untuk selalu berusaha memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat kita."
Adi mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia bertekad untuk menjadi bagian dari perubahan positif bagi Kota Tangerang. Setelah mendengarkan cerita dari kakeknya, ia segera terinspirasi dalam mencari cara untuk memberikan kontribusi tersebut.
Selama bertahun-tahun, Adi tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan berbakat. Ia aktif dalam kegiatan sosial dan selalu berusaha membantu warga kota. Pada suatu hari, ia mendengar tentang program lingkungan yang diinisiasi oleh walikota Kota Tangerang, Bapak Arief Rachadiono Wismansyah. Adi merasa bahwa ini adalah kesempatan emas bagi dirinya untuk benar-benar mewujudkan semangat Bhakti Karya Adhi Kertaraharja. Ia segera bergabung dalam program tersebut dan bekerja keras menjaga keindahan Kota Tangerang. Bersama teman-temannya, mereka membersihkan taman-taman, melakukan penanaman pohon, dan mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Kota Tangerang semakin bersinar, bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena semangat pengabdian masyarakatnya. Adi belajar bahwa untuk membuat perubahan, seseorang harus berkomitmen dan berusaha keras demi memberikan yang terbaik bagi kota dan masyarakatnya. Sejak itu, Adi tumbuh menjadi pemuda yang bersemangat dan penuh kasih terhadap Kota Tangerang, tempat ia dipanggil sebagai anak kota. Ia tahu bahwa dengan semangat Bhakti Karya Adhi Kertaraharja, masih banyak yang bisa ia dan warga lain lakukan untuk kota yang mereka cintai ini, Kota Tangerang.
Kota Tangerang terus berkembang dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya, memberikan semangat untuk berkontribusi, dan melanjutkan perjalanan sebagai anak kota yang bangga. Adi, dengan semangat Bhakti Karya Adhi Kertaraharja di hatinya, bersama kota ini, menjalani perjalanan indah yang tak pernah berakhir. Mengingat semangat dan dedikasinya yang luar biasa, Adi menjadi inspirasi bagi banyak anak muda lainnya di Kota Tangerang. Mereka mulai mengikuti jejaknya, terlibat dalam berbagai proyek sosial, mendukung program lingkungan, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan komunitas.
Cerita ini adalah bukti bagaimana semangat Bhakti Karya Adhi Kertaraharja meresapi kehidupan warga Kota Tangerang. Mereka adalah pahlawan tanpa pedang yang melalui pengabdian mereka, menjadikan kota ini tempat yang indah untuk hidup dan tumbuh hingga generasi seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H