Lihat ke Halaman Asli

Teman Penjara

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pikiranku kian membayang

Memutar segala kenangan tak diundang

Butiran air yang menyanyi merdu

Turut menarikku ke dalamnya

.

Kemerdekaan itu…

Siapa yang tak haus akan mereka?

Bertawa ria tanpa kecemasan

Bersedih hanya sementara

.

Detikan waktu…

Mereka bilang ia berjalan

Namun bagiku ia berlari

Tak mengerti akan toleransi

.

Penjara ini…

Mengapa ia begitu sesak?

Makan pun sulit mengunyah

Sedangkan badan… ia hanya sanggup menggigil

.

Di saat itu lah kau hadir

Memberi sepotong roti pengharapan

Memancarkan sedikit kehangatan

Menenangkan hati dan pikiran

.

Dengan semua percakapan yang terjadi

Sungguh berani aku memastikan

Bahwa yang tercurah di antara kita

Terkemas rapih dan tak bercelah

.

Genggam erat jariku, jangan lepaskan

Lihatlah kedepan, lalu melangkah

Dan biarlah penjara yang kejam ini

Kita taklukan bersama

.

.

Puisi oleh Vina Tjandra

*para pembaca dipersilahkan untuk memberikan saran dan kritik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline