Lihat ke Halaman Asli

Vina Rosiana

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (22107030054)

Dikotomi Kendali, Sebuah Cara Mengurangi Overthinking

Diperbarui: 20 Maret 2023   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik

Siapa sih orang di dunia ini yang nggak pernah overthinking? Memikirkan hal-hal yang sebenarnya nggak usah terlalu dipikirin. Aku akan membahas tentang sebuah cara mengurangi overthinking dengan 'dikotomi kendali.' Hmm menarik! Sebelumnya, apa sih overthinking itu??

Menurut Ahmadi (2009) overthinking merupakan suatu proses penyelesaian masalah atau proses berpikir yang terlalu berlebihan, sehingga memberikan kerugian dan manfaat yang tergantung intensitas yang dilakukan.

Overthinking itu juga termasuk emosi negatif loh readers, emosi negatif ialah emosi yang tidak menyenangkan, emosi negatif tersebut menimbulkan perasaan negatif kepada orang yang mengalaminya. Dampak dari emosi negatif ini antara lain menimbulkan stres, tidak suka dengan diri sendiri, serta menurunkan rasa percaya diri.

Bagimana sih caranya tau kalo kamu sedang berpikir secara berlebihan? Ini ciri-ciri kamu sedang overthinking:

  • Selalu ingin terlihat sempurna.

Orang yang overthinking selalu insecure, dan tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Merasa cemas dan takut salah dengan apa yang ia lakukan.

  • Sering berandai-andai pada kejadian yang belum pernah terjadi.

Seseorang yang overthinking biasanya berpikir dengan kalimat "Bagaimana jika..?" hal ini membuat ia menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan hal belum tentu terjadi.

  • Mengalami kesulitan untuk tidur.

Suara kepala yang berisik karena memikirkan dan mempertanyakan banyak hal kemudian menimbulkan kekhawatiran membuat orang yang overthinking kesulitan untuk tidur.

Kalian termasuk ke dalam ciri-ciri di atas nggak nih? Terus gimana dong cara mengurangi overthinking ini? Jadii ginii readers...

Apa kalian pernah membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring? Jika belum, di artikel ini akan mengambil pesan-pesan dalam buku tersebut.

Buku Filosofi Teras ini mengajarkan tentang way of life atau jalan hidup agar menuju ketenangan jiwa. Tujuan utama buku ini ialah hidup dengan emosi negatif yang terkendali dan hidup dengan kebajikan --- atau bagaimana kita hidup dengan sebaik-baiknya seperti seharusnya kita menjadi manusia.

Dalam buku Filosofi teras menggunakan filsafat stoa. Kebahagiaan yang kita gambarkan sebagai jiwa yang tenang, di gambarkan kaum stoa dengan "tiadanya gangguan" yang berarti Bahagia adalaah saat kita tidak terganggu.

Hmm semakin menarik bukan? Terus apa kaitannya dengan dikotomi kendali?

"some things are up to us, some things are not up to us" -- Epictetus

"Ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali (tidak tergantung pada) kita." Prinsip ini lah yang di sebut dengan 'dikotomi kendali.'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline